Revolusi Ilmiah - Salam Sehat
Bayi adalah anak yang berusia kurang dari 1 tahun. Susu formula bayi merupakan susu yang terbuat dari bahan susu sapi maupun dari susu kedelai dimana kandungannya diformulasikan "mendekati" nutrisi atau kandungan gizi dalam air susu ibu (ASI). Pengertian tersebut jelas menegaskan bahwa sebaik apapun susu formula tidak dapat disamakan dengan kebaikan nutrisi yang terdapat dalam ASI. Pemberian susu formula pada bayi disebabkan oleh ASI tidak keluar sama sekali (Disini susu formula digunakan sebagai pengganti ASI) dan ASI tidak mencukupi (Umumnya karena digunakan sebagai pengganti ASI setelah usia 6 bulan). Namun, meskipun indikasi pemberian ASI dalam kondisi "darurat" tersebut masih diperbolehkan, kita harus juga mengetahui dampak ataupun efek dari pemberian susu formula, terutama formula sapi pada bayi.
Alasan Tidak Memberikan Susu Formula Sapi pada Bayi
5 alasan berikut dapat dipertimbangkan mengapa kita tidak memberikan susu formula sapi pada bayi sebagai bentuk tanggung jawab kita dalam tumbuh kembang anak yang optimal.
1. Menyebabkan diare
Pada bayi, sistem kekebalan bayi terutama sistem pencernaan belum berkembang secara optimal, sehingga beberapa makanan dan minuman terutama makanan padat belum diperbolehkan untuk diberikan, termasuk susu formula sapi ini, karena dapat menyebabkan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa artinya ketidakmampuan tubuh utnuk mencerna atau menyerap laktosa (sejenis gula) yang ditemukan pada produk susu, terutama susu sapi.
2. Zat besi dalam susu formula sulit diserap
Meskipun jumlah zat besi dalam susu formula hampir sama dibandingkan dengan ASI, namun penyerapan oleh pencernaan bayi berbeda. "Bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula." Seperti yang ditulis dr. Aryono dan dr. Keumala di situs IDAI.
3. Beresiko mengalami alergi
Dalam bukut The Miracle of Enzyme karya Prof.dr. Hiromi Shinya dijelaskan bahwa bayi yang diberikan susu formula sapi memiliki resiko alergi lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan susu formula. Hal tersebut sejalan dengan teori genetika, yang mengatakan bahwa meskipun susu sapi memilki gen yang hampir sama dengan manusia, namun tetap saja berbeda, dan perbedaan itulah yang menyebabkan terjadinya alergi. Gejala yang sering muncul pada alergi tersebut adalah masalah saluran cerna, mulai dari muntah, kolik atau nyeri, diare, darah dalam feses dan juga masalah kulit.
4. Memperberat kerja ginjal bayi
Pada susu formula, kandungan protein dan elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan ASI, susu formula dirancang sedemikian rupa karena diharapkan dengan kandungan lebih tinggi, penyerapan oleh tubuh si bayi sama dengan apa yang diserap oleh ASI dalam jumlah yang lebih sedikit, namun ternyata hal tersebut memberikan efek yang lebih berbahaya, terutama dalam kerja ginjal, karena kita mengetahui bahwa protein dan elektrolit dibuang tubuh melalui ginjal, mau tidak mau ginjal harus bekerja lebih berat, dibandingkan dengan ASI yang protein dan elektrolitnya diserap secara efisien oleh tubuh.
5. Cenderung memberikan nutrisi untuk otot
Yang terakhir adalah efek yang paling krusial dalam tumbuh kembang anak. Menurut dr. Tiwi Sp.A, Susu formula sapi dengan kandungan mineralnya (seperti kalsium) lebih menekankan untuk nutrisi otot dan tulang, hal tersebut berbeda dengan ASI, ASI dengan tinggi kandungan protein, laktosa dan vitamin lebih menekankan dalam pembentukan energi otak. Hal tersebut dapat dilogika, bahwa memang susu sapi lebih dipergunakan untuk pembentukan tubuh atau body, sedangkan ASI lebih dipergunakan untuk pembentukan otak atau brain.
5 alasan tersebut dapat dijadikan pertimbangan tentang pemilihan susu pada bayi. ASI sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa adalah "pasangan" dari sang bayi, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, oleh karena itu pemberian ASI merupakan prasarat bagi tumbuh kembang seorang bayi secara optimal. (Baca juga : Tips menyusui pada bayi) Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan. (ASRI)
Referensi 1