Bahaya Couch-Potato Syndrome dan Cara Mencegahnya

REVOLUSIILMIAH.COM - Kebiasaan menonton televisi  yang terlalu lama telah terbukti dapat mengganggu perkembangan kemampuan Berfikir, Berkomunikasi, Bersosialisasi, Menyelesaikan masalah, serta Memusatkan perhatian pada anak. Selain itu program televisi dalam beberapa tahun terakhir, cenderung diramaikan oleh adengan kekerasan maupun tindak asusila yang cenderung  berpengaruh terhadap perkembangan mental anak, sehingga anak kurang sensitif terhadap kejadian di sekitarnya, atau bahkan menjadi pelaku hal tercela tersebut. Sedangkan secara fisik, keasyikan menonton televisi menyebabkan anak tidak melakukan aktivitas  fisik lainnya, kecuali duduk di sofa (couch), ditambah dengan makan keripik kentang (potato) sebagai teman menonton televisi. Maka timbullah istilah Couch-Potato Syndrome, yakni sindom pada anak penggemar televisi.

Revolusi Ilmiah - Menonton tv terlalu lama dengan camilan
Menonton tv terlalu lama dengan camilan.

Bahaya Couch-Potato Syndrome

Sadarkah Anda bahwa hanya dengan menghabiskan 1 jam di depan televisi, anak dapat menimbun 46 kalori. Artinya bila anak menghabiskan waktu lebih dari 4 jam sehari untuk menonton televisi maka ia telah menimbun 184 kalori. Jumlah tersebut setara dengan energi yang dibutuhkan orang dewasa dengan berat badan 50 kg untuk bersepeda dengan kecepatan 10 km/jam selama 1 jam. Jumlah tersebut belum ditambah dengan timbunan lemak akibat konsumsi makanan dan minuman selama menonton televisi.
Satu jam menonton televisi akan meningkatkan risiko seorang  anak menderita obesitas sebanyak 2%. Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di dunia, termasuk Indonesia. Pada anak yang mengalami obesitas saat berusia 4 tahun, ia akan berisiko 20% tetap obesitas hingga dewasa. Bahkan menjadi 80% bila terjadi saat usia remaja. Anak dengan obesitas akan mengalami kekacauan dalam proses metabolisme tubuhnya. Akibatnya, ia akan mengalami Peningkatan kadar gula darah, Tekanan darah, Kadar lemak darah pada usia dini seperti layaknya usia lanjut, yang dikenal dengan sindrom metabolik.
Sebuah penelitian di Indonesia telah menyatakan bahwa anak Indonesia merupakan penonton televisi terlama dibandingan dengan anak Amerika, Canada, bahkan Australia. Angka obesitas pada anak Indonesia juga telah mencapai 10-20% dan terus meningkat.


Cara Mencegah Couch-Potato Syndrome

Revolusi Ilmiah - Dampingi anak saat menonton televisi
Dampingi anak saat menonton televisi.
Kebiasaan menonton televisi terlalu lama merupakan kunci bagi anda untuk memulai melakukan pencegahan. Langkah pencegahan sehubungan dengan Couch-Potato Syndrome, yaitu :
  1. Membatasi waktu menonton televisi, computer, maupun video games, maksimal 2 jam sehari. Hal tersebut berkaitan dengan jumlah kalori yang akan tertimbun dalam tubuh sang Anak.
  2. Menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih berkualitas disesuaikan dengan stimulasi kebutuhan tumbuh kembangnya. Misalnya menyanyi atau bermain bola pada usia di bawah 2 tahun, maupun aktivitas olahraga kesukaan sang Anak misalnya berenang.
  3. Tidak meletakkan set televisi, PC, dsb di dalam kamar anak, serta tidak menyalakannya saat makan. Dengan menyalakan televisi pada saat makan, anak akan cenderung keasikan dan makanan utama sering tidak habis, sedangkan camilan-camilan akan lebih banyak dimana kandungan gizinya jauh lebih sedikit sedangkan jumlah lemaknya lebih tinggi.
  4. Mendampingi anak selama menonton televisi, dengan memilihkan program yang berkualitas bagi pendidikannya. Selain terkait masalah kalori, dengan mendampingi anak selama menonton televisi, orang tua juga dapat memberikan masukan dan pengajaran-pengajaran yang baik terhadap anak, guna mencegah permasalahan anak dan remaja yang timbul dewasa-dewasa ini.

Demikian bahaya Couch-Potato Syndrome dan cara mencegahnya. Harapannya adalah bahwa masing-masing orang tua khususnya mengerti dan memahami bahaya tersebut serta sesegera mungkin melakukan pencegahan yang diperlukan. Apabila memang kondisinya bertambah parah dan sulit dikendalikan, segera mungkin konsultsikan kepada Dokter Anda. Selain kondisi tubuh yang kurang baik, kondisi kejiwaan pun akan dapat terganggu yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan pola pikir dan perilaku sang anak. (M-ANT/Gambar 1)

Jangan lewatkan :

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »