Waspada 3 Gangguan Sistem Limfatik Tubuh

Revolusi Ilmiah. Apakah itu sistem limfatik? Mirip dengan sistem pembuluh darah, sistem limfatik adalah suatu sirkulasi, tetapi cairan di dalamnya adalah cairan limfe, atau cairan getah bening, yakni cairan yang berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskuler.Cairan limfe sebagian besar merupakan cairan ekstraseluler, mengandung banyak molekul protein dan partikel lainnya. Molekul yang berukuran besar sehingga tidak bisa melewati membrane kapiler dan masuk ke intravaskuler. Itulah mengapa cairan limfe memiliki sistem transportasinya sendiri yaitu sistem limfatik. Bagaimana jika terjadi gangguan dalam sistem limfatik tersebut? Berikut gangguan yang dapat ditimbulkan.

1. Limfedema

Revolusi Ilmiah - Limfedema
Limfedema.
Pada kondisi tertentu yang mengganggu sistem limfatik, akan mempengaruhi pula laju transportasi cairan limfe. Bisa jadi cairan ini menjadi tak terangkut dan menumpuk di ekstraseluler sehingga timbul bengkak. Kondisi seperti ini disebut limfedema. Penyebab sekunder kelainan tersebut misalnya, pembentukan jaringan parut karena infeksi berulang pada pembuluh getah bening pada kasus filariasis (infeksi parasite tropis filaria); trauma bedah dan radiasi, seperti pada  kanker payudara; peradangan sistem limfatik yang biasanya dimulai dengan selulitis (infeksi jaringan bawah kulit) atau limfangitis (radang saluran  limfe); serta akinbat penyakit lain dimana kapasitas sistem limfatik relative tidak mencukupi beban limfe yang berlebih, contohnya pada kasus gagal jantung, gagal ginjal, dan sirosis hati.
Gejala yang muncul pada limfedema berupa pembengkakan yang dimulai secara bertahap. Pada stadium awal, dapat berupa sepatu terasa sempait menjelang sore hari, kemudian bengkak pada kaki yang menghilang saat tungkat di angkat, lalu tidak menghilang meskipun telah beristirahat semalaman. Pada kasus yang berat, bengkak tampak sangat besar sedemikian sehingga kulit tampak tebal dan berlipat-lipat, menyerupai kulita gajah (elephantiasis).
“Limfedema tidak ada obatnya”, terang Dr. H. Murnizal Dahlan, Sp. BV(K). Meskipun tindakan bedah ekstensif merupakan satu-satunya cara pada limfedema yang sudah terlampau parah, namun tetap harus mempertimbangkan efek samping yang akan timbul seperti bekas luka operasi terutama pada bakat keloid, tidak boleh mengenai jaringan atau organ penting di sekitar area tersebut, dan perlu dipastikan bahwa pasca operasi tidak malah terjadi gangguan aliran limfe kembali.

2. Limfadenitis

Revolusi Ilmiah - Limfadenitis di leher
Limfadenitis di leher.
Cairan limfe memiliki jalurnya sendiri yang disebut pembuluh limfe, kemudian tersusun bersama melewati kelenjar limfe, yang cenderung tersusun bergerombol, kemudian menjadi sistem limfatik.

Kelompok besar kelenjar limfe ini terdiri dari beberapa nodus besar yang terletak di ketiak, leher, dan lipat paha. Kelenjar ini berisi sejumlah besar limfosit sebagai penyaring, penangkap organisme yang menyebabkan infeksi. Sehingga ketika suatu bagian tubuh terkena infeksi, maka kelenjar limfe terdekat sering teraba bengkak dan nyeri. Organ seperti limpa dan timus juga termasuk dalam susunan sistem ini.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa pembuluh limfe sangat halus sehingga disebut invisible vessels, yang bisa berjalan beriringan dengan pembuluh darah namun bisa juga tidak, maka tak heran jika kemajuan ilmunya tidak sepesat ilmu kardiovaskuler.

Peran sistem limfatik, diantaranya : membantu transportasi zat seperti sel, protein, nutrien, dan produk sisa dari tubuh; serta sebagai perangkap yang menyaring berbagai benda asing yang mencoba mengusik keseimbangan tubuh. Meskipun kelenjar limfe termasuk dalam barisan sistem pertahanan, namun adakalanya ia tidak luput dari serangan benda asing, saat itulah terjadi limfadenitis, atau radang kelenjar limfe.
“Mycobacterium Tb.  merupakan kuman yang paling sering menjadi biang kerok terjadinya limfadenitis. Gejalanya yaitu pada kelenjar limfe terdekat bengkak, nyeri, teraba hangat, dan tampak kemerahan. Lokasi dari kelenjar limfe yang terkena juga sangat membantu dalam mengarahkan diagnosis. Misalnya pembengkakan kelenjar limfe hanya pada area leher saja yang mungkin disebabkan karena TBC, akan berbeda dengan bila terdapat lebih dari 1 area atau bahkan semua area kelenjar limfe yang bengkak, yang cenderung mengarah kepada kanker atau keganasan. Maka untuk memastikan penyebabnya perlu dilakukan biopsy. Namun penyulitnya adalah, pemahaman masyarakat kita yang masih terlalu takut mendengar kata tersebut karena dianggap dapat menyebabkan penyebaran infeksi, padahal tanpa biopsy infeksi dapat menyebar lebih cepat”, tutur Dr. Erni J. Nelwan, Sp. PD.

3. Limfangioma

Revolusi Ilmiah - Limfangioma pada jari tangan
Limfangioma pada jari tangan.
Sedangkan limfangioma, adalah suatu malformasi sitem limfatik, tumor jinak dari pembuluh limfe. Penampakan limfangioma tetaplah sperti pembengkakan atau lebih tepat disebut benjilan atau tumor. Benjolan berwarna kekuningan-putih-merah nuda, yang menimbul di kulit, tersusun dari pembuluh limfe yang melebar. Ada 3 tipe limfangioma, yaitu :
  1. Limfangioma sirkumsriptum, yang disebut juga limfangioma kutaneus. Muncul pada anak-anak, berupa bintil-bintil berkelompok berwarna merah muda hingga merah tua yang timbul di bawah kulit.
  2. Limfangioma kavernosum, juga mengenai anak-anak. Berupa benjolan dan tidak nyeri, berisi cairan limfe yang kadang bercampur dengan darah. Biasanya muncul di lidah dan bibir.
  3. Limfangoma kistik atau higroma kistik. Umumnya timbul di leher, ketiak, area selangkangan, dan alat kelamin. Biasanya sudah muncul saat bayi berupa massa lunak berisi cairan limf yang berdinding tipis.

Walaupun dikatakan sebagai tumor jinak tapi bukan berarti kelainan ini bebas dari masalah, mulai dari perdarahan kecil, selulitis berulang, penekanan area sekitar yang dapat menyebabkan gangguan menelan bahkan masalah di saluran naffas, sampai dengan berkembang menjadi tumor ganas, limfangiosarkoma.

Jangan lewatkan :


Editor : M-ANT
Gambar : 1

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »