rebutanbalung.com - Sobat sehat, virus corona atau lebih akrab dengan nCoV-2019 yang sempat membuat heboh dunia, perlu dikenali sekaligus diwaspadai bersama. Namun, jika kita mengetahui seluk beluk virus ini serta bagaimana virus dapat menyerang dan dapat membahayakan bagi kita, kita akan lebih aware namun tidak panih yang berlebihan. Berikut penjelasannya.
Gambar 1. Kelelawar menjadi salah satu vektor penyebab penyebaran nCoV-2019. |
Virus secara umum merupakan kuman yang akan lebih mudah mati jika berada di luar sel, artinya virus tersebut bakal gampang mati kalau keluar dari tubuh ke lingkungan bebas. Rentang waktu virus tahan di luar sel maksimal hanya 24 jam saja. Selain tempat, virus juga rentang dengan suhu tinggi serta virus akan mudah mati jika dieliminasi dengan air.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, kenapa ada virus "ganas" yang muncul di Wuhan ? Karena di Wuhan ada pasar yang jual hewan-hewan, semisal kelelawar. nCoV-2019 merupakan virus Zoonosis, yaitu virus yang asalnya dari hewan, seperti MERS, SARS, Flu burung. Diduga virus ini awalnya menyebar antara hewan ke manusia lalu selanjutnya dari manusia ke manusia. Meskipun demikian, penyebaran dari hewan ke manusia masih belum jelas alurnya.
Apa yang bisa kita petik dari fakta di atas? Bagi sobat yang mempunyai hewan peliharaan, hati-hati ya, selalu jaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaan kamu.
nCoV-2019 merupakan jenis virus, bukan bakteri. Bedanya adalah :
Jika virus, ukurannya lebih kecil yaitu : 20-40 nm, tidak bisa berkembang biak atau memperbanyak diri tanpa sel inang.
Sedangkan bakteri, ukurannya antara 200 sampai 1000 nm, bisa berkembang biak sendiri, tidak membutuhkan sel inang untuk tumbuh.
Virus ini menyebar sangat cepat ke seluruh bagian dunia, namun tingkat kematiannya 2%, angka tersebut termasuk rendah jika dibandingkan dengan MERS yang hingga 34 %. Jadi, virus ini infeksius namun tidak mematikan. Adapun pasien yang terinfeksi yang meninggal mayoritas adalah pasien yang pada awalnya memang memiliki riwayat penyakit kronis lainnya.
Berdasarkan analisis terhadap 99 orang pasien terinfeksi, orang yang terkena virus ini rata-rata berumur 55 tahun dan memiliki kontak yang lama dengan pasar di Wuhan. Sehingga, jika sehat lalu terinfeksi, kemungkinan buat recovery nya tinggi.
Gambar 2. Patofisiologi nCoV-2019 |
Bagaimana caranya virus masuk ke dalam tubuh kita? Virus nCoV-2019 masuk ke sel kita karena "mahkota" nya dia cocok sama reseptor yang ada di sisi kita. Reseptor yang mengenali "spike" nCoV ini namanya reseptor ACE2. Reseptor ini banyak ditemukan di sel dalam sistem pernafasan kita, oleh karenanya virus ini menyerang sistem pernafasan kita. Namun demikian, ada kasus di Amerika bahwa pasien yang positif nCoV ini memiliki gejala bukan dari sistem pernafasan melainkan dari diare dan ternyata reseptor ACE2 juga ada di dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu, gejalanya bukan hanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan saja, namun bisa juga gejala diare.
Lalu bagaimana cara mencegah dan mengatasi virus tersebut? Jaga dan tingkatkan imunitas tubuh kita, karena secara normal kalau ada virus masuk ke dalam tubuh kita, sel imun kita berperan sebagai "prajurit" yang akan berperang melawan virus tersebut. Supaya prajurit kita menang, kita harus jaga sistem imun kita menang, kita harus jaga sistem imun kita dengan cara menjaga kesehatan kita. Oleh karena itu, makan makanan sehat, bergizi dan olahraga penting banget buat bikin badan tetap bugar, jadi meminimalisasi kemungkinan kita buat sakit. Kesimpulannya bahwa jika virus masuk ke dalam tubuh kita saat tubuh kita sehat, kita bisa bertahan dan tidak sakit parah.
Oleh karenanya, dalam menghadapi nCoV ini, kita harus tetap waspada, namun janga panik. Tetap lakukan pencegahan yang bisa dilakukan, tapi jangan sampai ketakutan yang berlebihan. Sekian, jaga selalu kesehatan dan terima kasih.