Sakit ulu hati, sebah, kembung,
perasaan mual dan ingin muntah adalah gejala
sakit maag yang kerap diderita oleh masyarakat. Banyak
masyarakat yang mengira bahwa sakit maag selalu berhubungan dengan
lambung. Padahal faktanya
tidak selalu demikian.
Prof.
Dr. H. Iswan A. Nusi, Sp.PD, KGEH membahasnya dalam seminar “Penyakit Maag. Kenali, Obati, dan Hindari”. Maag berasal dari bahasa Yunani yang berarti
lambung. Meski memiliki arti lambung, penyakit
maag
tidak selalu merupakan gangguan
pada lambung. Gangguan pada organ lain seperti liver, pankreas, saluran empedu
hingga jantung juga dapat menimbulkan gejala
yang sama dengan penyakit maag."Kadang-kadang ada
penyakit
jantung
tertentu (iskemik inferior, infark miokard)
yang gejalanya mirip maag,” terang Prof. Iswan.
Maag (radang lambung
atau tukak
lambung) adalah gejala penyakit
yang menyerang lambung karena terjadi luka atau peradangan pada lambung.
Dalam dunia kedokteran
maag dikenal dengan sindrom dispepsia.
Menurut Prof. Iswan,
penyakit
ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya karena pola makan dan
tidur tidak teratur, stress, serta konsumsi
alkohol. Faktor-faktor tersebut dapat
meningkatkan kadar asam lambung
dan mempengaruhi luka atau radang yang sudah ada di lambung sehingga
menimbulkan rasa sakit.
Namun, yang patut diwaspadai adalah maag yang terjadi
akibat Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri yang ditemukan pada tahun 1984 ini tidak hanya menyebabkan iritasi pada lambung
(tukak lambung) tapi juga beresiko menimbulkan kanker lambung.
H. pylori ditemukan pada 30-60 % kasus dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan
kasus dispepsia dimana tidak ditemukan kelainan
saat menjalani pemeriksaan radiologi dan laboratorium. Di
Indonesia, 60% dari penderita dispepsia yang berobat ke rumah sakit
tergolong dispepsia fungsional.
Diedit dari rsudrsoetomo.go.id
Picture from alam-maya.com
#kesehatan
Picture from alam-maya.com
#kesehatan