Perlunya Revolusi Pertanian di Dunia!!

Sedikit perbandingan mengenai pertanian di Indonesia dengan Dunia terutama di daerah Afrika, dapat kita sajikan sebagai berikut sesuai laporan UNEP dari PBB. Kita ambil hikmahnya untuk kita terapkan budaya lokal Indonesia, sebagai negara agraria menjadi jalan memenuhi swasembada pangan di Indonesia.
Dukungan terhadap petani kecil adalah kunci terciptanya revolusi pertanian baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini terungkap dari laporan terbaru Program Lingkungan PBB (UNEP) berjudul “Smallholders, Food Security and the Environment Report”, menjelang perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
 
Dukungan dan keberpihakan terhadap petani kecil juga berperan penting dalam memerbaiki tata kelola dan produksi pangan yang berkelanjutan, sekaligus mendukung upaya menjaga sumber daya alam. Dukungan ini akan menjadi salah satu cara paling cepat untuk mengentaskan 1 miliar petani dari jurang kemiskinan sekaligus memasok kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus bertambah.

Mayoritas dari 1,4 miliar masyarakat yang hidup dengan pendapatan di bawah $1,25 per hari hidup di pedesaan dan mengandalkan pendapatan mereka dari industri pertanian. Mereka yang terlibat menggarap lahan pertanian skala kecil, jumlahnya mencapai 2,5 miliar orang.

Para petani kecil ini menguasai sekitar 500 juta lahan pertanian dan menyediakan lebih dari 80% makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat di negara berkembang, terutama di Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika. Mereka adalah kunci ketahanan pangan dan upaya pengetasan kemiskinan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, peningkatan Produk Domestik Bruto per kapita di sektor pertanian sebesar 1% akan mampu mengurangi kesenjangan akibat kemiskinan lima kali lipat lebih besar dibanding peningkatan di sektor-sektor lain dengan skala yang sama. Hal ini terutama terjadi di kalangan penduduk yang sangat miskin. Penelitian lain mengungkapkan, setiap 10% kenaikan hasil pertanian, angka kemiskinan di Afrika akan berkurang sebesar 7% sementara angka kemiskinan di Asia akan berkurang lebih dari 5%.

Namun, kerusakan lahan dan berkurangnya investasi di sektor pertanian, meningkatkan marginalisasi ekonomi dan pembangunan di sektor ini. Hal ini yang menjadikan banyak petani kecil semakin terpuruk.

Praktik pertanian yang ada saat ini, mengancam fondasi ekologis sistem pangan dunia. Hal ini akibat eksploitasi sumber daya alam dan merebaknya polusi di industri pertanian. Kualitas lingkungan terus menurun mengurangi kapasitas ekosistem untuk menghasilkan panen yang cukup sehingga mengancam ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Solusinya tidak lain adalah kembali ke sistem pertanian yang berkelanjutan yang mampu menjaga sumber daya alam dan mendukung pembangunan di pedesaan. “Para petani kecil memiliki pengalaman dan kearifan lokal yang mampu memberikan solusi praktis menuju sistem pengelolaan pertanian yang berkelanjutan,” ujar Elwyn Grainger Jones, Direktur Environment and Climate Division dari IFAD. “Untuk itu dukungan kepada para petani kecil penting untuk menjadikan mereka ujung tombak transformasi pertanian.”

Diedit dari hijauku.com
Picture from suyatno.web.id

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »