Hati-hati, Sering Minum Manis Tingkatkan Resiko Terkena Diabetes

Revolusi Ilmiah - Salam Sehat. Siapa yang tidak suka minuman manis? Hampir semua suka minuman manis, bahkan ada sebagian orang yang tidak bisa minum kalau tidak manis seperti teh manis dan minuman bersoda, kecenderungan itulah yang ternyata dapat membahayakan kesehatan. Peneliti Amerika menemukan bahwa bahaya yang dimaksudkan adalah resiko potensi terkena diabetes tipe kedua meningkat hingga 25 persen. Bagaimana bahaya tersebut dapat terjadi? Simak uraian selengkapnya.

Revolusi Ilmiah - Minuman manis bersoda.
Minuman manis bersoda.

Waspada Minuman Manis

Memang minuman manis seperti minuman soda hanya mengandung 150 kalori yang dapat dibakar dengan berjalan cepat selama setengah jam. Tapi jika tidak sempat dibakar dan tiap hari tubuh ditimbun dengan minuman manis, maka berisiko menghasilkan lebih banyak lemak perut. Lemak yang terakumulasi di perut terkait erat dengan tekanan darah tinggi dan masalah jantung lainnya.

Minuman manis ini membuat kalori menumpuk, sehingga menyebabkan pertambahan berat badan. Sementara berat badan merupakan salah faktor risiko untuk penyakit diabetes.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa minuman manis sangat terkait dengan berat badan," kata penulis Vasanti Malik, peneliti di Departemen Gizi Harvard School of Public Health seperti dikutip dari USNews.

Peneliti mempelajari delapan penelitian dan memeriksa hubungan antara minuman manis dengan diabetes tipe 2. Mereka juga memeriksa tiga penelitian serupa yang berkaitan sindrom metabolik.

Penelitian diabetes terbesar diikuti lebih dari 91.000 perempuan Amerika berusia 24-44 selama 8 tahun juga memerkuat kesimpulan itu. Efek yang paling utama adalah lonjakan glukosa darah dan insulin, karena minuman manis sering dikonsumsi secara cepat dalam jumlah besar dan kadar gulanya cepat diserap.

Lonjakan glukosa tersebut dapat menyebabkan resistensi (penolakan) insulin, peradangan dan hipertensi. Tingginya kadar gula dalam sirup jagung, gula, dan minuman manis lebih berisiko daripada gula lain karena menghasilkan lebih banyak lemak perut.

"Di Amerika, konsumsi minuman manis naik menjadi rata-rata 142 kalori atau hampir satu 12-ons kaleng soda per hari pada tahun 2006 dari 65 kalori pada akhir tahun 1970. Ini menempatkan mereka pada risiko diabetes yang lebih besar," catat Frank Hu, profesor gizi dan epidemiologi di Harvard.

Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan bahwa pada tahun 2050, 1 dari 3 orang Amerika akan terkena penyakit diabetes. "Konsumsi minuman ringan memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat dalam hal epidemi diabetes," kata Hu.

Pada awal 2010, American Heart Association (AHA) mengeluarkan rekomendasi yang menyarankan konsumen untuk menetapkan batas minuman manis 450 kalori seminggu, atau 12 ons soda dalam makanan 2.000 kalori.

Menghitung kalori adalah cara mudah untuk melacak kemungkinan risiko, tetapi terkadang dapat menyesatkan. "Konsumen kadang terlalu terfokus pada kalori, namun tidak memperhitungkan komponen-komponen lain. 12 ons kaleng soda setara dengan 15 sendok teh gula, dan mereka pikir hal itu tidak buruk," kata Constance Brown-Riggs, juru bicara American Dietetic Association.

Dalam sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association terhadap 88.000 perempuan selama 24 tahun, mereka yang menenggak 2 atau lebih minuman manis sehari memiliki risiko penyakit arteri koroner 35 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak.

"Anda tidak mendapat manfaat dari minum minuman soda ini karena ini menambahkan daftar kerusakan tambahan berupa gigi berlubang," kata Vasanti Malik.

Dengan adanya temuan tersebut maka sebaiknya menjaga selalu diet minuman manis, sehingga kebutuhan akan kalori tetap terjaga namun tidak sampai berlebihan. Apabila Anda kesulitan dalam memperhitungkan dan diet yang Anda lakukan, segera hubungi dokter Anda untuk konsultasi lebih lanjut. Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan. (M-ANT/Gambar 1)

Jangan lewatkan :

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »