Waspada, Meningitis Dapat Mengenai Segala Usia

REVOLUSIILMIAH.COM - Berita terbaru dari dunia entertainment bahwa Olga Syahputra tutup usia pada usia yang relatif cukup muda, 32 tahun, membuat banyak penggemar dan simpatisan serta keluarganya berduka. Kurang lebih setahun terakhir ini, Olga memang tidak tampil di layar kaca karena berjuang mengatasi penyakitnya yaitu radang selaput otak atau lebih dikenal dengan meningitis. Penyakit inilah yang sebenarnya tidak asing di kalangan jamaah haji namun ternyata dapat juga menyerang semua usia bahkan mereka yang masih muda sekalipun, dan efeknya mulai dari gangguan otak ringan sampai dengan kematian.

Revolusi Ilmiah - Olga, Salah satu korban Meningitis
Olga, Salah satu korban Meningitis. (Foto : tribunnews)

Sekilas Meningitis

Meningitis ini dapat disebabkan oleh berbagai organisme, seperti virus, bakteri, dan jamur. Meningitis yang disebabkan virus umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh tanpa perawatan spesifik. Namun, meningitis akibat bakteri dapat berakibat serius, seperti kerusakan otak, kehilangan pendengaran sampai kehilangan kesadaran.

Meningitis memang paling rawan menyerang anggota jemaah haji. Menurut dr Iris Rengganis, SpPD, dari Divisi Alergi Imunologi Klinik FKUI-RSCM, Arab Saudi adalah negara dengan epidemi penyakit meningokokus, sebagai penyebab meningitis. Selain itu, anggota jemaah haji yang datang ke Mekkah sebagian besar berasal dari negara Sub-Sahara Afrika yang merupakan sabuk meningitis, atau daerah dengan endemi ini.

Itulah sebabnya, mengapa sebelum melakukan perjalanan haji dan umrah, seseorang diwajibkan melakukan vaksinasi. Meski demikian, menurut Iris, sebaiknya setiap orang yang akan melakukan perjalanan keluar negeri juga mendapatkan vaksin ini. Pasalnya, kini meningitis dapat dijumpai di hampir semua negara, bukan hanya negara dengan rekomendasi meningitis. Selain itu, tidak menutup kemungkinan, semua usia dapat terkena penyakit meningitis tersebut.

Penularan bakteri yang bersifat langsung dapat terjadi melalui udara atau kontak dengan cairan pada saluran pernapasan, misalnya untuk pemakaian gelas bersama. Kuman akan menempati daerah tenggorokan atau nasofaring, kemudian menembus selaput lendir. "Dalam kondisi tubuh lemah, mikroorganisme dari nasofaring dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, kemudian menyebar ke selaput otak, sendi, jantung, serta ke seluruh tubuh," katanya dalam kampanye pencegahan meningitis, beberapa waktu lalu.

Orang yang terinfeksi meningitis akan mengalami beberapa gejala khas, mulai dari mual, muntah, demam tinggi mendadak, serta rasa kaku di belakang leher. Kakunya bagian kuduk tersebut disebabkan serangan kuman meningitis ke daerah selaput dan korda spinalis yang merupakan sistem saraf pusat. Masifnya serangan menimbulkan rasa kaku pada penderita yang bisa timbul 2-3 hari setelah tertular kuman meningitis. 

Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan melakukan tes darah serta mengambil cairan serebrospinal dan tempat infeksi lainnya. Komplikasi yang mungkin terjadi pada penyakit ini bisa sangat fatal. Penderita bisa mengalami ketulian, kejang, dan infark otak yang menjurus ke cacat menetap, bahkan kematian.

Mengingat risikonya yang sangat berat ini, jangan abaikan vaksinasi meningitis. Selain untuk anggota jemaah haji atau umrah, di Indonesia juga tersedia vaksin meningitis untuk anak-anak. Vaksinasi fungsinya adalah mencegah masuknya meningitis dan infeksi yang lebih berat dan untuk lebih amannya juga, jangan lupakan selalu menjaga tubuh supaya tetap fit dan bugar dengan olahraga dan makan minum yang sehat.

Sumber : 1
Editor : M-ANT

Jangan lewatkan :

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »