6 Ciri Makanan Kaleng Tak Layak Konsumsi

REVOLUSIILMIAH.com - Bahan makanan umumnya mudah rusak dan tidak selalu tersedia setiap saat. Lokasi tempat tinggal dan akses terhadap makanan juga menentukan perbedaan ketersediaan dan ragam makanan di berbagai tempat. Setiap orang pun memutar otak untuk dapat mempertahankan lama waktu simpan dan menjaga persediaan bahan makanan memadai sepanjang tahun. Salah satu solusi yang dicetuskan adalah pengemasan makanan. Pengemasan makanan berbentuk kaleng merupakan contoh pengemasan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemasan kaleng paling sering digunakan terutama untuk makanan olahan atau makanan siap saji.

revolusiilmiah.com - Makanan kaleng perlu mendapat perhatian khusus
Makanan kaleng perlu mendapat perhatian khusus. (Foto : dreamersradio.com)
Kemasan kaleng biasanya terdiri dari sembilan lapisan dengan bagian tengah terbuat dari baja yang pada setiap sisinya dilapisi oleh suatu lapisan timah besi. Aluminium juga dipilih menjadi material produk makanan kaleng karena memiliki sifat ringan, mudah dibentuk, tidak beracun dan tahan terhadap karat.


Keunggulan kemasan kaleng antara lain memiliki kekuatan mekanis besar, penghalang terhadap cemaran (karena kedap udara), tahan kondisi ekstrim serta permukaannya sangat mudah untuk diberi label. Kelemahan dari kemasan kaleng antara lain produk yang dikemas akan kehilangan cita rasa segarnya, mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan suhu tinggi. Selain itu, ada bahaya kontaminasi mikroba yang mengintai jika tidak cermat dalam memilih produk makanan kaleng. Proses pengalengan atau cara penyimpanan yang kurang baik dapat memicu tumbuhnya Clostridium botulinum yang dapt menghasilkan racun perusak sistem saraf.

6 Ciri Makanan Kaleng Tak Layak Konsumsi

Berikut ini 6 ciri fisik makanan kaleng yang tidak layak untuk konsumsi dan bisa dijadikan tanda bagi Anda terutama yang sering mengkonsumsi makanan kaleng.

1. Kaleng yang Menggelembung

Penggelembungan kaleng bisa berarti dua hal, yaitu pengisian produk terlalu penuh atau adanya pertumbuhan dan aktivitas mikroba yang memicu pembentukan gas. Gas yang terbentuk akan berakibat peningkatan tekanan di dalam kaleng sehingga kaleng menggelembung di bagian tutup dan dasar kaleng.
 

2. Kaleng yang Penyok

Kaleng penyok dapat menimbulkan lubang-lubang kecil dan dapat memudahkan masuknya mikroba pembusuk ke dalam makanan kaleng.

3. Kaleng yang Berkarat

Karat yang terlihat pada kaleng menandakan produk tersebut telah lama diproduksi atau disimpan pada tempat yang kurang tepat (umumnya karena lembab).


4. Kaleng yang Bocor

Bocornya kaleng dapat disebabkan sambungan kaleng yang kurang tepat, penyolderan kurang sempurna atau tertusuk oleh benda tajam. Kaleng yang bocor dikenali dengan tumbuhnya mikroba dan timbulnya bau yang kurang sedap. Kaleng yang berbentuk silinder lebih rawan bocor dibandingkan dengan kaleng yang berbentuk oval.

5. Stack Burn

Stack burn disebabkan proses pendinginan yang tidak sempurna, yaitu kaleng yang belum benar-benar dingin sudah disimpan. Hal ini mengakibatkan penyimpanan penampakan produk yakni perubahan tekstur menjadi lebih lunak, perubahan warna menjadi lebih gelap sehingga tidak dapat dikonsumsi lagi.


6. Flat Sour

Jika Anda mendapati penyimpangan cita rasa menjadi asam dan tanpa disertai penggelembungan pada produk dalam kaleng, kemungkinan besar ada aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak hancur selama proses sterilisasi. Istilah kebusukan ini disebut flat sour. Flat sour dapat terjadi akibat sanitasi selama pengolahan yang buruk maupun proses pengolahan yang kurang tepat.

Tak hanya jeli melihat tanda fisik, pastikan selalu, segera menggunakan makanan kaleng yang sudah terbuka dan menggunakan makanan kaleng dalam kurun waktu 2 tahun produksi. Memasak makanan kaleng hingga matang juga dapat mematikan kandungan mikroba. Selamat mempraktekkan.

Penulis : Dina FH
Editor : M-ANT

Referensi :
  1. Astawan, Made. (2008). Sehat dengan hidangan alami. Jakarta : Penebar Swadaya.
  2. Murdiati, Agnes dan Amaliah. (2013). Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua. Jakarta : Prenada Media.

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »