8 Bahan Makanan yang Tidak Perlu Disimpan di Kulkas

REVOLUSIILMIAH.com - Kesegaran bahan makanan merupakan salah satu penentu mutu masakan yang dihasilkan. Tak hanya sekedar memberli, kita juga ditantang untuk menjaga bahan makanan tetap segar hingga proses pengolahan. Penyimpanan suhu rendah menjadi pilihan masyarakat modern untuk memperpanjang masa simpan. Meskipun begitu, tidak semua bahan makanan cocok disimpan di kulkas. Bentuk dan pengolahan makanan juga perlu dipertimbangkan agar bahan makanan tetap awet.
revolusiilmiah.com - Bawang merah dan putih sebaiknya tidak disimpan di kulkas
Bawang merah dan putih sebaiknya tidak disimpan di kulkas.

8 Bahan Makanan yang Tidak Perlu Disimpan di Kulkas

Berikut 8 bahan makanan yang sebaiknya tidak disimpan di kulkas.

1. Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang merah dan bawang putih adalah salah satu bumbu dasar di segala makanan. Kelembapan yang tinggi pada kulkas dapat merangsang pembentukan tunas. Pembentukan tunas ini menjadi penanda penurunan kualitas pada bawang merah dan bawang putih. Tunas tersebut menandakan senyawa sulfur yang bertugas memberi rasa dan aroma khas berpindah untuk pertumbuhan tunas yang baru sehingga berat bawang akan mengalami penyusutan dan terasa lebih lunak. Disamping itu, aroma kedua jenis bawang ini sangat tajam, sehingga dapat berefek buruk ke bahan makanan lain.

2. Labu Kuning

Labu kuning merupakan sumber vitamin A yang baik. Labu kuning yang disimpan di kulkas dapat mengkerut. Untuk mengurangi pertumbuhan jamur, sehingga labu kuning disimpan pada karung berjaring pada suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari. Jangka waktu penyimpanan labu sekitar 1 bulan.

3. Melon dan Semangka

Melon dan semangka termasuk buah dengan kadar pati rendah. Hal ini menyebabkan rasanya tidak akan bertambah manis setelah dipetik. Namun setelah dipetik, ada aktivitas enzim yang melarutkan pektin yang ada di dinding sel sehingga mengeluarkan molekul aromatik yang membuat melon tercium manis dan matang. USDA menyarankan melon dan semangka utuh disimpan di suhu ruang untuk mencegah degradasi antioksidan alami, yaitu likopen dan betakaroten.

4. Alpukat

Alpukat yang kita temui di pasar umumnya masih dalam keadaan mengkal. Penyimpanan alpukat yang masih mentah di kulkas akan memperlambat proses pematangan alami alpukat. Jika ingin menyimpan di kulkas, tunggu beberapa saat hingga alpukat matang dan melunak untuk mencegah berubahnya warna alpukat menjadi coklat jika disimpan dalam keadaan matang.

5. Tomat

Tomat juga tidak baik disimpan di dalam kulkas. Tomat berwarna hijau memerlukan waktu 3-5 hari untuk berubah menjadi merah. Hindari menyimpan tomat di bawah sinar matahari langsung karena dapat melunakkan tomat tanpa membuatnya matang dan merusak kandungan vitamin A dan vitamin C. Tomat yang disimpan di kulkas juga dapat berubah rasa menjadi hambar dan menurunkan kandungan likopen.

6. Kentang

Kentang mengandung pati dalam jumlah yang banyak. Penyimpanan kentang di kulkas bisa merangsang proses hidrolisis pati dan mempercepat penurunan kadar pati. Suhu rendah juga dapat mengubah pati menjadi gula sehingga terjadi perubahan rasa menjadi manis. Kentang sebaiknya disimpan di suhu ruang dan dalam tempat yang gelap agar mencegah terbentuknya zat racun solamin.

7. Roti

Roti juga memiliki kandungan pati yang banyak. Roti dapat mengalami retrogradasi pati yang mengakibatkan perubahan tekstur menjadi keras, kering dan rapuh serta kehilangan aroma roti segar. Roti sebaiknya disimpan dalam kantung plastik yang rapat/breadbox.

8. Madu

Komponen penyusun madu mempengaruhi pH madu yang cenderung asam. Tingkat pH yang rendah menjadikannya tidak bersahabat untuk mikroorganisme. Namun, jika madu disimpan di kulkas bisa menyebabkan madu menyerap tambahan air dan mengkristalkan kandungan gula di madu. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rasio antara air dan gula pada madu yang memungkinkan mikroorganisme berkembang biak. Meskipun demikian, pengkristalan pada madu bisa dikembalikan dengan mendekatkan madu dengan air yang terlalu mendidih.

Penulis : Dina FH
Editor : OKW
Foto : freedigitalphotos.net

Referensi :
  1. Murdiati, Agnes dan Amaliah. (2003). Panduan penyiapan pangan sehat untuk semua. Edisi kedua. Jakarta : Prenada Media.
  2. Rinzler, Carol Ann. (2009). The new completes book of food : a nutritional, medical and culinary guide. 2nd Edition. USA : Facts on file.

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »