Pc 1. Ayah Edy (ibuhamil.com) |
Siapa yang tidak kenal Buku Ayah Edy? Buku yang berjudul "Mengapa Anak Saya Suka Melawan dan Susah Diatur?" membuat penulis berkeinginan untuk berbagi dengan para pembaca, yang saat ini sedang mendidik anak, sang putra/i terbaik kita.
Beberapa pertanyaan yang sering muncul yang dibahas dalam buku ini adalah karena seorang anak (masa sekarang) suka sekali melawan orang tuanya, beberapa pertanyaan yang sering timbul kepada orang tua berkaitan dengan permasalahan anak adalah :
- Apakah anda mulai merasa kesulitan mengendalikan perilaku anak anda?
- Apakah anda dan pasangan sering tidak sepaham dalam mendidik anak anak?
- Apakah anak anda sering merengek dan maksa untuk dituruti kemauannya?
- Apakah anak anda sering bertengkar satu sama lain?
- Apakah anda kesulitan dalam mendidik karena anak anda selalu nonton tv atau maen PS?
Kalau jawaban anda terhadap pertanyaan di atas adalah "Ya", beberapa hal yang membuat anak "berpilaku" buruk dibawah ini perlu anda pelajari serta solusi yang dapat diambil untuk mengatasinya.
1. Raja yang Tak Pernah Salah
Pc 2. Anak Seperti Raja (pancahack.blogspot.com) |
Ketika proses pemukulan terhadap benda
benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan
kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah.
Yang salah orang atau benda lain.
Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia
mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru
atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih
lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi, atau hukuman adalah
orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.
Kita sebagai orang tua baru menyadari hal
tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan
ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan
untuk tidak pernah merasa bersalah.
Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan
ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu sehingga membuatnya
menangis? Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk
bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil
mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur
ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu
supaya tidak membentur lagi.”
2. Berbohong Kecil
Pc 3. Anak Berbohong (islampos.com) |
Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap
hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu
contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak
kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita
lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita
lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat
lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrem kita
mengatakan, “Papa/Mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya,
sebentaaar saja ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam. Contah
lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak
kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa?Mama tidak ajak jalan-jalan loh.”
Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/pola makan anak, tidak
ada hubungannya sama sekali.
Dari beberapa contah di atas, jika kita
berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya
ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua.
Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau
tidak. akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh
orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala
perkataan kita.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian:
“Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”
Kita tak perlu merasa khawatir dan
menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu
lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka
menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang
tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan
pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan
memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila
pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat
selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu
jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti
apa yang kita katakan.
3. Banyak Mengancam
Pc 4. Anak Mengancam (shabestan.net) |
“Jangan ganggu adik,nanti MAma/Papa marah!”
Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya
melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita
beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas,
pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan
“….nanti Mama/Papa marah!”
Seorang anak adalah makhluk yang sangat
pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa
mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau
malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering
menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak
lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah
kita ucapkan
Apa yang sebaiknya kita lakukan? .
Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti
itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya.
tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak
senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas
dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan
mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak
perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga
menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal
“Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan
menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. MAinan akan
Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu.
Tepati pernyataan kita dengan tindakan.
4. Bicara Tidak Tepat Sasaran
Pc 5. Mengupil (yasirnoman.blogspot.com) |
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang
kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap
perilaku atau hal yang tidak kita sukai.Komnikasikan secara intensif hal
atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya,
ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang
kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan
penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.
5. Menekankan pada Hal-hal yang salah
Pc 6. Ortu Sering Bertengkar (vemale.com) |
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berilah pujian setiap kali mereka bermain
sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka
dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misal: ”Nah, gitu donk
kalau main. Yang rukun.” Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan
sayang.
6. Merendahkan Diri Sendiri
Pc 7. Anak Takut (palingaktual.com) |
Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut.
Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu
untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang
hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau jika anak
tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan
mereka maen ps.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Siapkanlah aturan main sebelum kita
bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan
nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan
pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi
sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”.
Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi
ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa
papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah
lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit,
tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut,
segera laksanakan konsekuensinya.
Bersambung... Anak 2- 37 Kebiasaan Orang Tua yang Menghasilkan Perilaku Buruk pada Anak
Diedit dari Buku Ayah Edy, tjokroaminoto360.wordpress.com