Herbal 2- Umbi Lapis Bawang Putih

Sebelumnya, pada pembahasan Herbal yang lalu mengenai Buah Adas silakan dibaca disini.

Pada seri Herbal yang kedua ini kita akan membicarakan mengenai Umbi Lapis Bawang Putih atau Alii Sativi Bulbus. Umbi bawang putih adalah umbi lapis yang terbentuk dari roset daun, terdiri atas beberapa umbi yang berkelompok membentuk sebuah umbi yang besar. Dalam pemerian bentuk umbi ini berupa umbi lapis utuh, warna putih atau keunguan, bau khas dan rasa agak pahit.

Manfaat Bawah Putih
Bawang putih ini memiliki suatu ciri khas yaitu aromanya yang mampu memberikan rasa harum pada masakan selain itu juga dapat digunakan sebagai bumbu makanan dan sebagai obat.
Bawang putih diperkirakan berasal dari Kirgiz, daerah padang pasir Siberia. Umbi ini telah banyak digunakan sebagai obat selama ribuan tahun. Pujangga Cina telah menguji dan menulis khasiat bawang putih pada tahun 3000 SM. Aristoteles dari Yunani juga demikian, telah menguji "kehebatan" bawang putih pada tahun 335 SM.

Sebuah tulisan Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan pada pekerja yang membangun piramida untuk menjaga mereka agar tetap kuat dan sehat. Sedangkan orang Rusia memberikan julukan khusus untuk bawang putih yaitu "penisilin rusia" karena bawang putih dipercaya mengandung 10% manfaat penisilin. Tentara Rusia dan Jerman menggunakannya sebagai obat saat Perang Dunia I dan II.

Sementara di masyarakat Indonesia, selain sebagai bumbu masakan utama, pemanfaatan bawang putih untuk kesehatan sudah digunakan sejak zaman nenek moyang kita. Selain dipercaya sebagai pendongkrak stamina seks, kini dapat dipastikan juga mampu menangkal flu, membasmi cacing perut, memerangi kolesterol, hipertensi, diabetes, stroke, dan jantung koroner.

Budidaya Bawang Putih
Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas bawang putih yang berkembang di indonesia umumnya memiliki potensi hasil yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan potensi hasil bawang putih di daerah subtropis. Bagitu pula tingkat pengusahaanya terbatas di daerah dataran tinggi (> 800 m dpl). Dengan demikian dengan adanya jenis-jenis bawang putih yang cocok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang baru dalam pembangunan pertanian khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negeri bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunnya. Menurut data Susenas, konsumsi per kapita bawang putih penduduk indonesia mencapai 1,13 kg/tahun sehingga kebutuhan bawang putih nasional per tahun mencapai sekitar 250 ribu ton. D.I.Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu Lumbu Putih.

I. Persyaratan Ekologis
  1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun yang terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung berpasir).
  2. pH tanah yang cocok adalah 5,6 – 6,8 dan drainasenya baik.
  3. Walaupun umumnya bawang putih ini tahan suhu panas, namun hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (<25` c pada bulan-bulan tertentu). Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi tanaman. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu bulan Mei, Juni atau Juli.
II. Teknologi Budidaya
Lahan dibuat bedengan dengan lebar bedengan 1,2 – 1,75 m, dengan jarak perit antar bedengan 40 – 50 cm; sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 – 3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus. Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan pengapurandengan dosis 1,5 – 3, ton per ha. 2 – 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk
kandang (10 – 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) dan SP-36 sebanyak 200 – 300kg /ha. Umbi bibit yang telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedengan dengan kedalaman 1/4 – 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dengan mulsa jerami padi setebal 3 – 5 cm. Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam. Caranya, pupuk disebar antara barisan tanaman kemudian diikuti dengan penyiraman.

III. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman 
Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk  mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
Penyiangan 
Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan
Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar.
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi saluran air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang baru ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih dapat berubah, bahkan dapat mengeluarkannya dari dalam tanah.
Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tanaman tumbuh baik, frekuensi pemberian air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air dihentikan pada saat tanaman sudah tua atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sesudah tanam atau pada saat daun tanaman sudah mulai menguning.
IV. Panen
Ciri dan Umur Panen
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90-120 hari. Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan tangkai batang keras.
Cara Panen
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 – 100 hari tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara panen dapat dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 – 2 minggu.
Periode Panen
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.
V. Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik.
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm.
Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah
a) keseragaman warna menurut jenis.
b) ketuaan/umur umbi.
c) tingkat kekeringan.
d) kekompakan susunan siung.
e) bebas hama dan penyakit.
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
g) ukuran besar-kecilnya umbi.
Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu.
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.
Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannya di atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30 Derajat Celcius. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.
Pengemasan dan Pengangkutan
Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu. Alat pengangkutan bisa bermacam-macam, bisa gerobak, becak, sepeda atau kendaraan bermotor. (M-ANT)

Diedit dari menkes, bataviareload.wordpress

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »