Penelitian Pertanian Organik Memuaskan



Dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir ini. Pertanian organik dan hemat sumber daya alam telah banyak diaplikasikan di negara-negara yang beriklim tropis. Namun yang mengagetkan, baru sedikit data yang mengungkap bagaimana peforma kinerja dua jenis pertanian ini di kalangan masyarakat. Hal inilah yang memicu timbulnya penelitian terbaru yang telah diterbitkan dalam International Journal of Agricultural Sustainability.


Yang menjadi pertanyaan besar adalah Mampukah kedua sistem pertanian organik dan hemat sumber daya alam ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Maupun Meningkatkan ketahanan pangan?. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang berusaha dijawab oleh 2 orang ahli pertanian yang melakukan penelitian yaitu Mica Bennett dari Sustainable Commodity Initiative, International Environment House dan Steven Franzel dari World Agroforestry Centre.

untuk menganalisis 31 jenis praktik pertanian organik dan hemat sumber daya di Afrika dan Amerika Latin. kedua peneliti tersebut mengungkap, apa manfaat langsung yang diraih petani ketika mereka beralih dari pola pertanian konvensional atau pertanian organik tradisional ke konsep pertanian organik dan hemat sumber daya alam.

Menurut tim peneliti, sejak pertengahan 1980-an, jumlah penduduk Afrika yang hidup dengan pendapatan $1/hari jumlahnya terus bercokol pada angka 50%. Padahal pada saat itu Afrika mencatat sejumlah kesuksesan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Namun pertumbuhan populasi penduduk telah melampaui kinerja ini sehingga produksi pangan per kapita terus menurun.

Banyak peneliti yang saat itu beranggapan, jalan keluar dari jurang kemiskinan di Afrika adalah dengan menggunakan teknologi Revolusi Hijau. Teknologi ini berhasil di beberapa wilayah Asia Timur dan Pasifik, meningkatkan produksi hingga tiga kali lipat. Namun teknologi ini ternyata membawa dampak negatif bagi industri pertanian. Yaitu dengan menghasilkan gas rumah kaca, residu pestisida, merusak keanekaragaman hayati, memicu erosi, menurunnya kesuburan serta peningkatan jumlah garam dalam tanah.

Solusinya, para petani kemudian menerapkan sistem pertanian organik dan hemat sumber daya. Pertanian hemat sumber daya alam adalah pertanian yang berusaha menggunakan jasa dan sumber daya alam dengan bijaksana, memertimbangkan kebutuhan pada masa datang. Pertanian ini memromosikan manfaat yang seimbang dari peningkatan produksi pertanian dan dampaknya terhadap lingkungan, masyarakat dan kesehatan.

Teknik yang digunakan beragam. Diantaranya adalah tata kelola nutrisi dan hama terpadu, konservasi lahan, konsep wana tani (agroforestry), aquaculture, budidaya air (water harvesting) dan integrasi peternakan. Sementara pertanian organik adalah sistem pertanian yang menggunakan semua teknik pertanian hemat sumber daya alam di atas tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis dan kimia berbahaya. Perpaduan kedua konsep ini disebut Organic and Resource-Conserving Agriculture (ORCA).

Hasil analisis kedua peneliti menunjukkan, sebanyak 19 dari 25 (76%) praktik ORCA terbukti berhasil meningkatkan hasil panen. Sebanyak 7 dari 8 (87,5%) praktik ORCA terbukti memerkuat keamanan pangan. Dan 19 dari 23 (82,6%) praktik ORCA terbukti meningkatkan pendapatan masyarakat.

Namun kesuksesan praktik ORCA ini tidak datang dengan sendirinya. Diperlukan berbagai jenis keahlian dari petani kecil dan mitra mereka yang meliputi keahlian wira usaha, perdagangan, keahlian berorganisasi, kemauan untuk berinovasi dsb. Jika semua keahlian ini berhasil dikuasai, menurut kedua peneliti, manfaat ORCA akan semakin nyata yaitu meningkatkan kualitas lingkungan, ekonomi dan kesehatan masyarakat.(r.a)

Sumber : di edit dari http://www.hijauku.com

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »

2 Komentar

Write Komentar
21 March 2014 at 20:03 delete

kembali ke organik nih.... yang ilmiah

Reply
avatar
6 May 2014 at 07:00 delete

Betul, kembali ke Pertanian Organik

Reply
avatar