10 Cara Jitu Tiongkok atasi Krisis

REVOLUSIILMIAH.COM - Juni 2015 merupakan momentum yang kurang baik bagi ekonomi Tiongkok. Bagaimana tidak pasar saham Tiongkok menurun secara drastis. Indeks Komposit Shanghai bahkan turun sampai dengan 32%, tidak sampai disitu, Shenzen jatuh sampai dengan 41%. Salah satu akibat buruk adalah adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Oleh karena Tiongkok memiliki peran besar dalam ekonomi dunia, mau tidak mau dunia pun cepat atau lambat akan mengalami gangguan ekonomi juga. Dengan situasi seperti itu, mau tidak mau Pemerintah Tiongkok harus segera mengeluarkan berbagai cara guna mengatasi krisis tersebut. Berikut 10 cara jitu Pemerintah Tiongkok untuk mengatasi krisis ekonomi yang saat ini melanda.

Revolusi Ilmiah - Tiongkok menghadapi krisis ekonomi yang serius
Tiongkok menghadapi krisis ekonomi yang serius. (Foto : konfrontasi)

10 Cara Pemerintah Tiongkok Mengatasi Krisis

Pertumbuhan ekonomi yang melambat, membuat Pemerintah Tiongkok mengeluarkan 10 cara mengatasi krisis, berikut cara tersebut seperti dikutip dari CNN, mulai dari Secara tidak langsung membeli saham sampai dengan Menggenjot konsumsi dalam negeri.
  1. Secara tidak langsung pemerintah membeli saham. Kepanjangan tangan pemerintah, yaitu China's Securtity Finance Corporation (CSF), menawarkan pinjama US$ 42 miliar (Rp 546 triliun) ke 21 perusahaan sekuritas (broker) untuk membeli saham-saham blue chip.
  2. Saham-saham lapis dua diborong. CSF juga menyatakan akan membeli saham-saham lapis dua dan tiga, tanpa menyebut jumlah dana yang disiapkan untuk saham jenis ini.
  3. Stimulus baru. Dana segar US$ 40 miliar (Rp 520 triliun) akan disebar ke berbagai daerah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
  4. Anggaran belanja digenjot. China akan mempercepat pembangunan aneka infrastruktur, seperti jalan dan layanan umum.
  5. Setengah dari total broker berhenti dagang sementara. Pemerintah memberi izin supaya para perusahaan sekuritas ini cooling down sementara.
  6. Pemegang saham 'gemuk' dilarang jual saham selama 6 bulan. Mulai hari ini, pemegang saham dalam jumlah besar termasuk direksi dan komisaris perusahaan dilarang mengurangi kepemilikan sahamnya selama 6 bulan. Mereka yang melanggar akan diberi sanksi serius.
  7. Tidak ada lagi IPO (untuk sementara). Pemerintah China menolak adanya pencatatan saham baru untuk satu pekan ini.
  8. Bank Sentral pangkas bunga. Bank Sentral China sudah memangkas tingkat suku bunga acuan ke titik terendahnya.
  9. Investor punya kelonggaran untuk tebus agunan. Sekarang investor China punya banyak waktu untuk menebus agunan atas pinjaman yang digunakan untuk membeli saham. 
  10. Nilai tukar yuan melemah. Mata uang China sudah melemah cukup dalam terhadap dolar AS. Ada spekulasi mata uangnya masih akan terus melemah. Lemahnya yuan ini membuat ekspor AS ke China lebih murah sehingga menggenjot konsumsi dalam negeri.
Demikian 10 cara Pemerintah Tiongkok mengatasi krisisnya, cara tersebut dinilai oleh sejumlah pengamat sebagai cara yang tepat guna mengatasi krisis yang terjadi, namun disinilah dituntut konsistensi tidak hanya oleh pemerintah, namun juga pelaku pasar dan ekonomi. Jika tidak segera diatasi, maka kondisi yang lebih buruk tidak hanya akan menimpa Tiongkok namun juga sejumlah negara di dunia. (OKW)

Jangan lewatkan :

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »