Terapi Masalah Sendi dengan Terapi ESWT

ESWT (Extracorporeal Shock Waves Therapy) merupakan alat terapi terbaru yang dimiliki oleh Poliklinik Rehabilitasi Medik RS. Dr. Suyoto Bintaro Jakarta Selatan, Terapi non invasif ini (tidak memerlukan pembedahan) menggunakan ‘shock wave’ (gelombang kejut) yang dipancarkan dari luar tubuh (extra corporeal) untuk mengatasi rasa nyeri atau peradangan sekitar persendian seperti pada bahu, siku, tangan, punggung dan pinggang (back pain), lutut, pergelangan kaki dan tumit. Rasa nyeri tersebut dapat disebabkan oleh karena pengapuran di sekitar sendi dan peradangan jaringan pengikat antara otot dan tulang (tendonitis). ESWT juga dapat mengatasi pasca patah tulang yang penyembuhannya lambat (delayed union).

Shock wave pada ESWT berhasil menekan stimulasi saraf yang membawa signal nyeri sehingga dapat berkurang. Mampu meningkatkan aliran darah ke persendian dan mengurangi peradangan. Selain itu berfungsi menipiskan pengapuran yang menyebabkan rasa nyeri. Pada tulang dapat terjadu proses osteogenesis sehingga mencegah perlambatan penyembuhan tulang (delayed union).

Pada aplikasinya, pasien akan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu pada titik-titik sendi yang nyeri oleh Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Rehabilitasi (SpRM). Terapi ini dimulai dengan intensitas paling rendah dan meningkat bertahap sampai tahapan yang ditargetkan.

Waktu terapi hanya sekitar 15-30 menit. Jumlah nergi tergantung pada berat ringannya penyakit pasien serta lokasi dari nyeri. Rata-rata membutuhkan satu sampai lima kali terapi dengan interval satu minggu sekali dengan hasil yang signifikan.

Dengan ESWT pasien tidak perlu rawat inap. Setelah terapi, pasien akan merasa lebih baik dan dapat melakukan aktifitas seperti biasa. Terapi ini beresiko rendah dan tidak ada efek samping. Rasa nyeri yang terjadi pada saat terapi biasanya masih dapat ditolerir.

Terapi dengan ESWT tidak boleh dilakukan pada pasien yang menderita infeksi, tumor atau kanker pada daerah yang nyeri, pada pasien ibu hamil, mempunyai masalah pada sirkulasi atau perdarahan serta kerusakan saraf karena diabetes.

Oleh : dr. Hendro Rahaswanto, SpRM

Diedit dari suyotohospital.com

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »