Kemarin siang kebetulan saat makan siang sambil lihat TV ada tayangan yang menarik untuk lebih
didalami lagi, yaitu berkaitan dengan pengaruh musik terhadap tumbuh kembang
anak. Penasaran, selanjutnya tanya sama om google, dalam hitungan menit
terjawab sudah apa yang menjadi rasa penasaran saya. Bagi yang udah tahu,
tinggal di FU, bagi yang belum tahu dan masih penasaran juga...lets
cekidot.....
Musik mencerdaskan anak. Pasti
pernyataan yang satu ini sudah tidak asing di telinga agan-agan sekalian. Tapi,
mungkin anda bertanya-tanya,bagaimana persisnya musik bisa mencerdaskan
anak?,berikut informasi yang bisa memuaskan keingintahuan agan
semua.
Fakta #1 :
Tiap anak terlahir dengan naluri
musik. Sebenarnya, anak sudah mengenal musik sejak di dalam kandungan. “Degup
jantung mama saja sudah bagaikan alunan musik perkusi di telinga janin, “ kata
Chepy Soemirat, Seminator Musik Ensemble dari Yamaha Musik Indonesia, Jakarta,
yang biasa melatih musik para guru sekolah dasar di pelosok Nusantara. Ya, di
sekitar bulan ke-4 kehamilan, janin sudah mampu mendengar 'musik' didalam tubuh
mama. Menginjak bulan ke-7, organ pendengaran si kecil kian berkembang dan ia
mulai mengenali berbagai suara, termasuk yang di dengarnya dari luar.
Fakta #2 :
Mama, guru musik pertama si kecil.
Meski darah musik mungkin tidak mengalir dalam diri anda, anda tetap menjadi
'guru musik' pertamanya. Senandung lembut saat membuai si kecil, atau lagu
riang yang anda nyanyikan saat bermain dengannya, semua ini berperan besar
dalam mengasah naluri musik anak. Jadi, Anda bisa memperkenalkan musik sedini
mungkin, tanpa harus menunggu sampai anak cukup besar untuk mengikuti
pendidikan musik. “Sebagai role model, orang tua memegang peranan utama. Jika Anda
cinta musik, anak akan lebih sering memperoleh stimulasi dari lingkungannya,”
jelas Rustika Thamrin, Psi., CPHR, CBA, psikolog anak dan keluarga dari
Brajawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.
Fakta #3 :
Musik menyehatkan !.Para periset
menemukan musik atau bahkan senandung mama bisa membantu bayi prematur menambah
berat badan dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Tak heran, unit perawatan
neonatal intensif (NICU) di beberapa rumah sakit rajin memutarkan musik bagi
bayi prematur. Hal serupa juga terbukti dari sebuah studi di Jerman yang
dilakukan terhadap 100 bayi yatim piatu dengan kondisi kesehatan buruk. Mereka
diasuh oleh para pengasuh dengan sentuhan, stimulasi musik melimpah, serta
intonasi suara yang naik turun. Hasilnya? Kesehatan mereka membaik hingga 100%.
Sementara pada orang dewasa, musik pun dikenal bisa menurunkan tekanan darah
dan membuat degup jantung lebih teratur.
Fakta #4 :
Musik baik untuk otak. Baik dalam
kandungan, semasa bayi maupun kanak-kanak, musik membantu sel-sel syaraf otak
membentuk berbagai koneksi yang bisa membantu kita memahami bahasa. Mark Tramo
M.D., medicalneurobiologist dari Harvard Universit, Amerika, menjelaskan,
“Dalam otak manusia, jutaan sel syaraf membentuk sirkuit atau jaringan, yang
menjadi aktif saat kita mendengarkan musik. Sirkuit-sirkuit ini berhubungan
dengan daya ingat, perhatian, emosi, kontrol motorik, dan kemampuan
berbahasa.”Musik juga menyeimbangkan kedua belahan otak : belahan kiri
(memungkinkan kita untuk berjalan dan berbicara) dan belahan kanan
(memungkinkan kita melakukan hal-hal kreatif). Bermusik mengaktifkan kedua
belahan ini, dan belum ada aktivitas lain yang memberi efek
serupa! MEMILIH ALAT MUSIK. Alat musik yang 'ramah' bagi balita adalah
electone. Mengapa? Tuts-nya sesuai kekuatan otot jari si kecil. Juga, electone
memiliki jangkauan nada yang luas dan dua tingkat keyboard, sehingga anak bisa
belajar membedakan suara melodi dan harmoni dengan jelas.Menjelang usia enam
tahun, saat otot-otot tangan dan kakinya sudah lebih kuat, Anda bisa mulai
mengenalkan anak pada piano, biola, gitar, atau bahkan drum, tergantung pada
minatnya.Sikecil berminat pada alat musik tiup? Saat ia berusia sekitar tujuh
atau delapan tahun, mulai perkenalkan pada recorder atau suling. Ketika usianya
sudah cukup dan kemampuannya berkembang, anak bisa melanjutkan dengan alat
musik tiup lain seperti flute, saksofon, klarinet, dan semacamnya.
Fakta #5 :
Anak lebih peka berkat musik. Selain
menyehatkan dan 'mengasah' otak, musik juga bisa berguna untuk menunjangsi
kecil dalam mengenali emosi. Sebuah studi di Ohio, Amerika, menemukan anak-anak
dari berbagai usia bahkan yang tidak berlatar belakang musik, mampu mengenali
'emosi'yang terkandung dalam musik. Tak hanya itu, musik bisa sangat bermanfaat
bagi kehidupan sosial anak kelak. Melalui musik, anak diajak mengikuti ritme.
Hal ini akan menstimulasi otak kiri, yang banyak terkait dengan kemampuan
mengikuti aturan. Anak-anak yang antusias dan gemar musik, penampilan mereka di
masyarakat, perilaku, apresiasi terhadap keindahan, pengendalian diri dan
lainya secara umum akan lebih unggul. Belajar musik perlu mengingat berbagai
jenis not musik, ritme dan lain-lain, semua ini secara otomatis bisa melatih
daya konsentrasi dan daya ingat manusia. Dan saat anak bermain dan
bergerak sesuai iringan musik, kepekaannya terhadap 'aturan tak tertulis' bisa
lebih terasah, tentu saja ini akan banyak manfaatnya saat ia terjun ke tengah
masyarakat kelak. Musik bisa meningkatkan IQ manusia. Siswa yang pernah
mengikuti latihan piano atau latihan vokal selama 9 bulan, IQnya lebih tinggi
kira-kira 3 % dibanding mereka yang belum mengikuti latihan. Ini adalah
kesimpulan dari laporan penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2004 oleh
Glenn Schellenberg dari “The University of Toronto at
Mississauga”.