Rehabilitasi Pasca Stroke Dapat Memberikan Kualitas Hidup Lebih Baik

Kesehatan - Pasca Stroke
Tidak dapat dipungkiri bahwa stroke merupakan penyumbang cukup besar untuk ketidakmandirian seseorang. Setelah stroke menyerang, biasanya pasien dirasa akan menjadi beban untuk keluarganya. Yach.. bagaimana... segala-galanya harus dibantu. Duduk dibantu, mungkin bahkan tidak dapat duduk sendiri, apalagi berdiri... berjalan... Kalau yang itu saja susah, apalagi melakukan kegiatan sehari-hari, walau itu untuk dirinya sendiri. Seperti mandi, BAK, BAB, makan, berpakaian, berdandan.
 
Terasa dunia sudah berakhir. Hati-hati kalau sudah ada pemikiran seperti ini maka tak heran Insan Pasca Stroke (IPS) sudah masuk gejala depresi.

 Sebenarnya IPS tidaklah harus menjadi manusia yang seolah-olah tidak berguna lagi. Masih banyak harapan yang dapat terwujud, asal saja IPS ter-terapi dengan baik dan terarah.

Secara definisi stroke adalah : serangan tiba-tiba akibat kelainan pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Kejadian ini sering menyebabkan kelainan neurologis seperti: kelemahan motorik Anggota Gerak Atas (AGA) dan  Anggota Gerak Bawah (AGB) tercatat 88% pasien. Kesulitan menelan (50%) dan berbicara (30%). Mengompol. Kesulitan untuk mengingat dan berpikir. Bahkan ada yang sampai terjadi perubahan kepribadian menjadi pemarah, perusak.

Stroke dapat datang kapan saja, terutama untuk orang-orang yang mempunyai Hipertensi (tekanan darah tinggi), Diabetes Melitus (kencing manis), kolesterol tinggi, sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa indikasi, kelaianan katub jantung, kelainan struktur vascular. Bila stroke sudah menyerang... bagaimana???

Masih banyak harapan untuk IPS bangkit dari jurang ini. Dengan melakukan terapi secara terintegrasi dengan terarah dan simultan, diharapkan tingkat kemandirian IPS akan  meningkat, dan tentu saja kualitas hidup akan meningkat pula sesuai dengan kemampuan mereka. 

Rehabilitasi pasca stroke haruslah dimulai sedini mungkin. Ingat bahwa waktu yang baik adalah 6 (enam) bulan pertama pasca stroke. Setelah masa kritis selesai, pasien menjadi stabil, saat itu terapi rehabilitasi dapat dimulai. Bila dilakukan terapi dengan benar, terarah, terukur, dan simultan, dalam waktu 3 bulan pertama akan didapat hasil yang pesat. Bila sudah masuk 6 bulan, biasanya perbaikan akan menjadi lambat atau bahkan mendatar saja. Saat itu IPS harus tetap mempertahankan fungsionalnya dengan cara tetap berlatih. Intinya jangan biarkan IPS hanya tergeletak tak berdaya.
Begitu banyak hal yang harus diperhatikan untuk IPS. Sebagai contoh : IPS yang mengalami kelemahan AGA, ABGB, mengompol mempunyai resiko tinggi terjadinya pressure ulcer (luka di daerah yang mengalami tekanan) seperti di bokong, panggul, mata kaki. IPS dengan kesulitan makan, minum, menelan, mempunyai resiko tinggi terjadi aspirasi (masuknya makanan atau minuman ke paru-paru) dan juga radang paru-paru. Menurut beberapa penelitian ternyata 40% aspirasi terjadi tanpa tanda-tanda batuk, sehingga dikatakan aspirasi silent. Tentu saja hal amat berbahaya. Ditambah lagi orang yang hanya tergolek begitu saja mempercepat terjadinya dimensia atau pikun.

Setelah keadaan stabil, dokter spesialis Rehabilitasi Medik akan menilai kemampuan fungsional pasien. Apa yang masih dapat dipertahankan, apa yang harus ditambahkan, apa yang harus dimodifikasi, dan sebagainya. Hal yang terpenting adalah mengontrol penyakit atau hal lain yang menyebabkan stroke, agar tidak terjadi serangan berulang. Mengubah gaya hidup yang tidak benar dan sembarangan menjadi lebih teratur dan benar. 

Terapi akan dimulai dengan mobilisasi bertahap, yaitu berlatih untuk duduk sendiri, berdiri, dan berjalan. Latihan kegiatan melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, BAK, BAB, berpakaian, berdandan. Sampai melakukan kegiatan yang bersifat hobby dan hubungan dengan masyarakat, seperti memasak, berkebun. Semua itu dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kemajuan dan prediksi pemulihan fungsional IPS.

Bagaimana dengan proses menelan? Data RSCM (2008) ditemukan 50% pasien pasca stroke terdeteksi adanya  gangguan menelan. Gangguan menelan yang lebih sulit adalah pada saat menelan air dibanding menelan makanan. Bahkan menelan air liur saja menjadi sulit... waduh... kok jadi ngeces??? Bila menelan saja sulit apalagi berbicara? Kayaknya jadi pelo. Menjadi ngeces dan pelo saja sudah tidak nyaman, apalagi kalau ditambah aspirasi atau masuknya makanan atau minuman ke dalam paru-paru. Aspirasi tidak dapat dianggap enteng, karena dapat menimbulkan Pneumonia (radang paru) bahkan kematian.

Bicara pelo saja masih beruntung, ada IPS yang sampai terganggu proses pikirnya atau bahkan tidak mengerti pembicaraan atau tidak dapat mengutarakan keinginan. Dunia ini menjadi aneh sekali dan tidak dapat dimengerti.

Kunci keberhasilan untuk rehabilitasi pasca stroke adalah perbaikan syaraf-syaraf otak yang rusak (neuroplasticity). Latihan dengan gerakan yang benar dan bertujuan menurut fungsinya.
Tetap semangat, dan menjadi lebih baik setiap hari. Kualitas hidup akan membaik. Hidup bukan hanya menambahkan usia pada kehidupan anda, tapi tambahkanlah kehidupan pada usia anda.

Oleh : dr. Endang Ernandini, SpRM

Diedit dari suyotohospital.com
#Stroke #Fisioterapi

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »