3 Kisah Teladan Bung Hatta

Revolusi Ilmiah - Salam Sehat

Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta atau H. Mohammad Hatta adalah salah satu pahlawan Indonesia yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 (Umur 77 Tahun). Beliau bersama Bung Karno menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Menjadi salah satu tokoh penting Indonesia merupakan kebanggan sekaligus amanat yang berat, karena mau tidak mau harus bisa menjadi teladan bagi rakyat Indonesia, dan itulah yang ditunjukkan oleh Bung Hatta.

Revolusi Ilmiah - Bung Hatta tokoh nasional yang fenomenal

Kisah Teladan Bung Hatta

Banyak orang menganggap bahwa menjadi seorang tokoh nasional dapat hidup dengan mewah, terjamin semua kebutuhan hidupnya, tinggal di istana negara dan semua keinginan mudah diperoleh. Namun sangat disayangkan, bayangan dan kenyataan tersebut tidak berlaku bagi tokoh sekelas Bung Hatta, bahkan beberapa keinginan sepelenya pun tidak terpenuhi.

1. Sepatu bally

Sebuah cerita mengatakan bahwa suatu waktu Bung Hatta pergi ke luar negeri, dia masuk ke sebuah toko dan melihat ada sepatu bally, beliau pun terpesona dengan sepatu tersebut. Karena tidak cukup uang sakunya maka beliau mengurungkan niatnya untuk membeli sepatu tersebut. Memang pada masa itu sepatu bally sangat populer dan mahal, bahkan diceritakan Bung Hatta yang mengidamkan sepatu bally sampai-sampai iklan sepatu bally di koran beliau simpan, berharap suatu waktu bisa membelinya. Sampai beliau wafat pun keingingannya membeli sepatu bally tidak terwujud.

2. Koper

Sebagai wakil presiden, kunjungan luar negeri menjadi hal biasa dan umumnya pejabat yang keluar negeri membawa oleh-oleh baik berupa cindera mata, makanan khas negara tersebut maupun kenang-kenangan yang lain. Namun berbeda dengan Bung Hatta, oleh I Wangsa Widjaja, sekretaris Bung Hatta menceritakan "Beliau pergi membawa satu koper dan pulangnya pun dengan koper yang sama, beliau tidak suka menghamburkan uang dan belanja ini dan itu". Kesederhanaan adalah ciri khas dari Bung Hatta. Bahkan kunjungan ke luar negeri atau liburan yang ia jalankan adalah mengunjungi toko buku atau tempat yang ada faedah dalam menambah pengetahuannya, "Kalaupun beliau menghendaki liburan, satu-satunya hiburan beliau adalah mengunjungi toko buku dan menghabiskan waktunya diantara rak-rak buku." Cerita Wangsa.

Revolusi Ilmiah - Idealis dan sederhana ada pada sosok Bung Hatta

3. Mesin jahit

Idealisme, itulah salah satu karakter Bung Hatta. Rahmi Rachim, istri beliau sangat merasakan sosok yang idealis pada diri Bung Hatta. Pernah suatu ketika sang istri ingin sekali membeli mesin jahit, dengan ketekukan sang istri mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sampai mencukupi untuk membeli mesin jahit. Ketika hampir membeli mesin jahit, tiba-tiba Pemerintah RI pada waktu itu membuat kebijakan untuk Sanering atau pemotongan nilai mata uang Rupiah (Diturunkan hingga 10 persen), tujuan pemerintah adalah untuk mengatasi masalah ekonomi yang memburuk. Betapa terkejut dan sedihnya Rahmi mengetahui hal tersebut, akhirnya dengan keberanian Rahmi bertanya kepada Bung Hatta, "Pak, bapak kan wakil presiden, tentunya bapak tahu akan adanya sanering. Mengapa bapak tidak memberitahu ibu?". Mendengar hal tersebut, Bung Hatta dengan sikap bijaksana dan idealismenya menjawab "Ibu, itu rahasia negara. Kalau bapak beritahu kepada ibu, berarti itu bukan rahasia lagi." Jawab Beliau tegas. Bahkan seorang istri pun bagi Bung Hatta adalah orang yang harus diperlakukan adil dihadapan hukum negara.

Demikian 3 kisah teladan dari Bung Hatta, semoga dapat menginspirasi kita untuk terus melakukan perbaikan dan mengedepankan sifat kasih dan sayang kepada sesama. Bukankah manusia itu mulia dihadapan Tuhan apabila mulia juga dihadapan manusia?. Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan. (M-ANT)

Referensi 1
Gambar 1, 2

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »