Tips Mengobati Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Tanpa Operasi

REVOLUSIILMIAH.com - Saat ini, orang tua penderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) boleh sedikit berlega hati, sebab PJB tertentu yang dulu satu-satunya cara pengobatan adalah dengan operasi, saat ini dapat diobati tanpa operasi. Prosedur ini dapat dilakukan di kamar kateterisasi jantung. Kelebihan dari metode tersebut adalah pasien bebas dari resiko operasi, lama rawat yang singkat dan tidak ada bekas atau jaringan parut di dada, sehingga secara kosmetik lebih baik dari operasi terutama pada wanita.

Di beberapa negara yang sudah maju seperti Malaysia dan Australia tindakan ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah dipakai sebagai prosedur standar penanganan PJB tertentu. Di Malaysia misalnya, hingga saat ini sudah ratusan bahkan ribuan pasien dengan PJB diobati dengan cara tersebut.
revolusiilmiah.com - Bayi dengan PJB tidak selalu harus dioperasi
Bayi dengan PJB tidak selalu harus dioperasi. (Foto : freedigitalphotos)

Kelainan Jantung yang Dapat Diobati Tanpa Operasi

Menurut dr. Mulyadi M Djer, Sp.A (K) dari Divisi Kardiologi FKUI-RSCM Jakarta dalam Buletin IDAI, PJB yang sudah rutin ditutup tanpa operasi adalah Duktus Arteriosus Persisten (DAP), Defek Septum atrium (DSA) dan Defek Septum Ventrikel (DSV). Prosedur ini sudah dipakai sebagai prosedur standar untuk DAP dan DSA Tipe Sekundum. Prosedur lainnya adalah dilatasi balon pada Stenosis Pulmonal (SP) atau Stenosis Katup Aorta (SA), Balon Angioplasti pada Koartasio Aorta dan Implantasi Stent (Penyangga) pada duktus arteriosus pada kelainan jantung bawaan tertentu yang tergantung pada duktus arteriosus.

1. Duktus Arteriosus Persisten (DAP)

DAP merupakan PJB Non-Sianotik yang cukup banyak ditemukan. Selama dalam kehidupan dalam rahim, semua janin memiliki pembuluh darah ini, namun pada bayi normal, pembuluh darah ini akan menutup secara spontan dalam waktu 24 jam setelah lahir. Pada pasien dengan DAP, pembuluh darah ini tidak menutup oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti. DAP sebenarnya berlokasi di luar jantung, yaitu menghubungkan aorta descenden dengan arteri pulmonalis kiri. Jika ukurannya cukup besar akan mengakibatkan beban volume pada jantung kiri dan dapat menyebabkan gagal jantung. Dulu sebelum intervensi kardiologi berkembang, DAP diobati di kamar operasi dengan mengikat pembuluh darah tersebut. Sekarang ini, dengan kemajuan teknologi, DAP dapat ditutup di kamar kateterisasi tanpa operasi dengan menggunakan alat, yaitu Gianturco coil atau Amplatzer Ductal Occluder (ADO). Alat tersebut terbuat dari metal yang didalamnya diletakkan Dacron untuk merangsang trombosis yang dapat menutup pembuluh darah tersebut. Alat ini dimasukkan lewat kateter dari vena femoralis.

2. Defek Septum Atrium (DSA)

DSA merupakan PJB tersering setelah DAP. Kelainan ini disebabkan akibat adanya defek (lubang) pada sekat/dinding atrium/serambi jantung. Sebagai akibatnya, darah dari atrium kiri yang seharusnya pergi ke ventrikel kiri, akan masuk ke atrium kanan kemudian ke ventrikel kanan. Jika lubangnya cukup besar, DSA akan mengakibatkan beban volume di jantung kanan. Terdapat beberapa jenis DSA, yang tersering adalah DSA sekundum. Jenis ini dapat ditutup dengan alat yang disebut Amplatzer Septal Occluder (ASO). Alat ini juga dimasukkan lewat kateter dari vena femoralis.

3. Defek Septum Ventrikel (DSV)

DSV merupakan jenis kelainan bawaan non-sianotik tersering. Kelainan ini disebabkan karena adanya defek/lubang yang terletak pada septum/sekat ventrikel. Tergantung lokasinya, lubang ini ada yang terletak di bagian membran dari septum (DSV perimembran), di bagian muskular septum (DSV muskular) atau pada septum dekat aorta atau arteri pulmonalis (doubly committed DSV). Hingga saat ini, jenis DSV yang sudah rutin ditutup tanpa bedah adalah jenis DSV muskular.

Dengan adanya metode kateterisasi, banyak pasien yang telah merasakan manfaat darinya. Semakin berkembang dan majunya teknologi kedokteran akan menciptakan metode-metode pengobatan yang lebih baik. Maju terus dunia kedokteran Indonesia. (OKW)

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »