REVOLUSIILMIAH.com - Stop Merokok. Itulah kata yang tepat, khususnya untuk Bunda yang sedang hamil apabila dia merokok. Merokok selama hamil dapat meningkatkan resiko berbagai masalah kesehatan kepada janin dan kandungannya. Mulai dari kelainan pada janin sampai kematian. Bahkan sebuah penelitian mengemukakan bahwa Bunda hamil yang menjadi perokok aktif maupun pasif dapat meningkatkan resiko untuk sang anak dikemudian hari mengalami sakit jiwa Skizofenia.
Bunda Hamil harus berhenti merokok. (Foto : freedigitalphotos) |
Waspada Skizofrenia
Menurut kamus kedokteran Oxford, Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berfikir dan emosi yang lemah. Hal tersebut pada umumnya dapat berbentuk halusinasi, paranoid, kepercayaan dan pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan serta dibangun berdasarkan unsur yang tidak logis, selain itu, penderita juga mengalami disfungsi sosial serta pekerjaan yang cukup signifikan.Baca Juga : Efek Berhenti Merokok Bagi Kesehatan
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) AS tahun 2011, kurang lebih 10 persen wanita di AS, merokok pada 3 bulan awal kehamilan. Meskipun sebagian besar mengetahui bahaya dan resiko merokok tersebut.
Kejadian akibat Bunda merokok saat hamil yang sering terjadi adalah masalah plasenta, selain itu dapat mengalami kejadian bayi prematur, Berat bayi lahir rendah, Cacat lahir seperti bibir sumbing dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Salah satu penelitian terbaru tahun 2013 menyatakan bahwa selain resiko di atas, Bunda merokok saat hamil juga dapat meningkatkan resiko keturunnya mengalami gangguan kejiwaan. Dr. Alan Brown dari Mailman School of Public Health di CUMC menyatakan bahwa merokok saat hamil dapat menyebabkan resiko berkembangnya skizofrenia pada anak.
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian di American Journal of Psychiatry yang menyatakan "Skizofrenia meningkat 38% pada anak yang Bundanya merokok saat hamil.". Penelitian mengambil kesimpulan tersebut setelah menganalisis data yang masuk pada kelahiran yang terjadi di Finlandia antara 1983 sampai 1998. Pada rentan waktu tersebut terjadi 977 kasus skizofrenia pada anak. Selanjutnya dibandingkan dengan kelahiran yang sama pada anak tanpa skizofrenia baik jenis kelamin, tanggal lahir dan tempat lahir.
Penelitian dilakukan pada Bunda dari kedua grup tersebut, dengan mengambil sampel darah pada trimester pertama dan awal trimester kedua dari kehamilannya, kemudia dianalisa keberadaan Nikotin dengan sebuah Nikotin Biomarker, fungsinya adalah untuk menentukan banyaknya pajananan rokok.
Peneliti menemukan bahwa semakin tinggi jumlah nikotin pada sampel darah dari Bunda hamil dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya skizofrenia pada anaknya.
Hal tersebut dibandingkan dengan Bunda hamil yang rendah kadar nikotinnya, dan hasilnya adalah sekitar 38% dari jumlah anak dengan skizofrenia pada Bunda hamil merkokok lebih tinggi dibandingkan dengan Bunda hamil tanpa rokok. Salah satu peneliti mengatakan "Penelitian tersebut merupakan bukti nyata bahwa merkokok selama kehamilan sangat berkaitan dengan kejadian skizofrenia. Dan langkah preventif untuk mencegah terjadinya skizofrenia pada anak adalah dengan tidak merokok selama kehamilan.
Tentu saja dengan berbagai macam penelitian yang telah dilakukan terkait Bahaya Merokok, tentunya kita perlu menjaga diri kita, keluarga dan masyarakat untuk menghindari rokok sedini mungkin. (OKW/medicalnewstoday)