salam revolusi ilmiah...
Apa
yang terlintas dalam benak anda jika melihat semut berkliaran
dirumah anda? Ya pasti kebanyakan dari anda akan merasa sedikit jengkel dengan
kehadirannya. Karena sering kali kedatangannya membuat ulah dirumah yang
membuat anda ingin segera mengusir, atau bahkan lebih tragis membasminya dengan
zat-zat yang bisa membunuhnya.
Tapi
dibalik itu semua, apakah anda menyadari bahwa apa yang semut lakukan tidak
lain adalah untuk mempertahankan diri untuk hidup. Sebagaimana manusia mengacak-ngacak
alam hanya untuk memenuhi hawa nafsunya sendiri. Coba kita bandingkan, tinggi
mana derajatnya semut dengan manusia. Semut sendiri adalah binatang yang tentunya
tidak dibekali akal ataupun hawa nafsu, seperti halnya manusia. Apa yang semut
lakukan yang tidak jarang mengganggu kenyaman rumah anda, tidak lain ya hanya
ingin mempertahankan hidupnya.
Lantas bagaimana dengan manusia? Kalau manusia tidak sekedar mempertahankan hidup, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Kebanyakan manusia menyalah gunakan kelebihan pemberian Tuhan tersebut. Maka untuk pemenuhan hawa nafsu jahat, manusia mengacak-ngacak alam ini dengan sesukanya. Kalau manusia mau untuk menyadari diri, apa yang akan dilakukan pemilik alam ini jika alam itu dirusak? Ya jawabannya sama tatkala semut itu berbondong-bondong datang kerumah anda lalu anda usir atau membasmi dengan membunuhnya. Seperti itu juga yang akan dilakukan pemilik alam jika alam itu terus-terusan dirusak oleh manusia. Tinggal menunggu waktu untuk di basmi dan dibunuh secara merata.
Lantas bagaimana dengan manusia? Kalau manusia tidak sekedar mempertahankan hidup, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Kebanyakan manusia menyalah gunakan kelebihan pemberian Tuhan tersebut. Maka untuk pemenuhan hawa nafsu jahat, manusia mengacak-ngacak alam ini dengan sesukanya. Kalau manusia mau untuk menyadari diri, apa yang akan dilakukan pemilik alam ini jika alam itu dirusak? Ya jawabannya sama tatkala semut itu berbondong-bondong datang kerumah anda lalu anda usir atau membasmi dengan membunuhnya. Seperti itu juga yang akan dilakukan pemilik alam jika alam itu terus-terusan dirusak oleh manusia. Tinggal menunggu waktu untuk di basmi dan dibunuh secara merata.
Lebih
jauh lagi, jika manusia ingin mengkaji dan mendalami sistem hidup yang
dijalankan semut. Manusia akan menemukan suatu hal yang menakjubkan. Yang mana
kemungkinan besar manusia tidak mampu untuk menjalaninya. Wao…. Seperti apa
pola hidup semut itu? Mari belajar darinya.
Binatang
yang kecil itu ternyata sangatlah besar, dan berikut yang dilakukan dalam sistem
hidupnya yang menjadikan mereka terlihat besar :
1. Menggunakan system satu komando. Tatkala menghadapi suatu medan maka para rombongan semut itu dikoordinir oleh satu komandan. Sehingga tertata rapi seperti barisan kokoh tentara perang yang menakutkan. Bagaimana dengan system satu komando manusia???
2. Menggunakan system ketaatan. Ketaatan dan kedisiplinan semut dalam menapaki sepanjang perjalanannya membuat binatang lain tunggang langgang, sekaliber binatang besar yaitu gajah. Bagaimana dengan system ketaatan manusia???
3. Menggunakan system kepedulian. Pernahkah anda melihat seekor semut mati kemudian di gotong seekor semut yang lain? Ya sedemikianlah penghormatan terhadap sesama dalam kehidupan semut. Bagaimana dengan system kepedulian manusia ???
4. Menggunakan system gotong-royong. Tatkala semut menemukan makanan yang bervolume besar maka hal itu terasa mudah baginya untuk mengangkatnya. Karena satu dengan yang lain saling bahu membahu. Sebenrnya yang mengaplikasikan peri bahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” itu ya semut itu sendiri. Jadi bagi semut semakin besar semakin ringan. Bagaimana dengan system gotong-royong manusia???
5. Menggunakan system pantang menyerah. Jika jalan untuk mencapai tujuannya dirintangi, semut akan mengalihkan langkah-langkahnya ke samping, bahkan terkadang mereka rela memutar balik jalurnya untuk mencapai tujuan, sehingga perjalanan mereka pun lebih jauh dari jalan yang pertama. Dan hal itu dilakoninya, tidak ada yang mampu menghalangi perjalanan semut, gunung saja di takhlukan. Apakah manusia mampu berbuat demikian ???
6. Menggunakan system pengabdian tunggal. kalau kita pelajari sejatinya dalam kehidupan semut terlebih pekerja adalah sebagai pengabdi kepada ratu semut. bekerja siang malam hanya untuk mengabdikan diri kepada ratu semut. apa kah manusia hari ini melakukan pengabdian tunggal kepada Sang Radja jagad raya???
Bagaimana kalau semut itu berdusta?, seperti inilah hukuman bagi semut pendusta.
Dari
poin-poin diatas, kita sudah bisa
menyimpulkan lebih tinggi mana derajatnya dari makhluk yang kecil itu dibanding
makhluk yang dikatakan paling sempurna. Sama semut saja kalah apalagi VS alam semesta. Belajarlah, sadarlah dan kembalilah.
Lantas
apa yang menjadikan penulis bisa menyimpulkan kalau makhluk kecil yang bernama
semut itu "muslim". Bacalah alasannya dan pengulasannya disesi kedua (klik).
Picture from: kebunnasihat.blogspot.com