Revolusi Ilmiah - SalamSehat Kesederhanaan
Melanjutkan postingan tentang kesederhanaan Presiden pertama RI, Koesno Sosrodihardjo atau yang dikenal dengan Soekarno. Waktu kecil memang beliau sering menderita sakit. Untuk itulah orang tuanya mengganti namanya dengan Soekarno dengan harapan dapat menjadi orang yang kuat dan penting bagi bangsanya. Dan ternyata benar hal tersebut terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 yang mana beliau mendapatkan kepercayaan untuk membacakan proklamasi kemerdekaan sekaligus di pilih sebagai Presiden.
Dibalik kisah - kisah yang menceritakan akan ketegasan maupun kecerdasan beliau yang memiliki karakter kuat. Ternyata ada kisah - kisah unik yang mungkin belum anda dengar. Berbagai kisah - kisah menarik dan lucu di tuangkan dalam tulisan buku tentang beliau. Dan ini adalah salah satu sepenggal kisah menarik dan lucu akan kesederhanaannya. Dilansir merdeka.com.
Kisah Bung Karno Saat Kebelet Pipis
Sungguh menggelitik bukan kisah diatas, hehehe. Ternyata dari hiruk pikuk memperjuangkan kemerdekaan ada kisah yang lucu, yang bikin kita semakin kagum akan pesona beliau. (Bent)Tanggal 8 Agustus 1945, pemimpin tertinggi pasukan Jepang di Asia Tenggara, Jenderal Terauchi memanggil Soekarno dan Mohammad Hatta ke Vietnam. Terauchi sama sekali tidak menjelaskan apa maksudnya. Hal ini membuat Soekarno dan Hatta bertanya-tanya.
Berangkatlah mereka dengan diiringi 20 pejabat tinggi militer Jepang. Pesawat yang ditumpangi Soekarno penuh sesak. Tapi tak ada yang mau bicara soal alasan pemanggilan tersebut.
Ternyata pertemuan Soekarno-Hatta dengan Terauchi di Dalath ini sangat penting dalam sejarah Indonesia. Jepang mengaku tidak akan menghalang-halangi kemerdekaan Indonesia. Jepang sadar mereka sudah dikalahkan pasukan sekutu. Kondisi peperangan sama sekali berubah. Jepang sudah kalah habis-habisan dalam perang dunia II di Pasifik.
Kisah ini diceritakan Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
Maka dengan membawa berita baik itu, pulanglah Soekarno dan Hatta ke Indonesia. Kali ini mereka tidak naik pesawat penumpang yang bagus seperti saat berangkat. Mereka naik pesawat pembom yang sudah rongsokan. Banyak lubang bekas tembakan di badan pesawat itu.
Pesawat itu juga tidak memiliki tempat duduk. Para penumpang duduk di lantai pesawat atau berbaring. Tidak ada juga pemanas, sehingga para penumpang menggigil kedinginan. Parahnya, tidak ada juga kamar kecil.
Nah, yang jadi masalah, saat itu Soekarno ingin kencing. Dia berbisik pada Suharto, dokter pribadinya.
"Aku ingin kencing. Apa yang harus kulakukan?" bisik Soekarno.
Suharto juga bingung, tidak ada kamar kecil. Maka dia menunjuk bagian ekor pesawat yang penuh lubang bekas tembakan. "Tidak ada tempatnya, jadi tidak ada jalan lain. Bung harus kencing di sana," kata Suharto.
"Baiklah. Aku melangkah pelan-pelan ke bagian belakang pesawat dan melampiaskan hajatku. Dan baru aku mulai, tiupan angin yang keras menghempas melalui lubang-lubang bekas peluru dan menyemburkan air itu ke seluruh ruangan pesawat. Kawan-kawanku yang malang itu mandi dengan air istimewa," beber Soekarno.
Saat mendarat di Jakarta, para pemimpin bangsa itu masih setengah basah dengan air kencing sang pemimpin besar revolusi. Tak dijelaskan bagaimana reaksi Hatta dan yang lainnya saat terkena air kencing Soekarno.
Gambar: muarapena.blogspot.com