Revolusi Ilmiah - Salam Sehat
Tidur dapat dikatakan sebagai sebuah proses alamiah yang normal dan merupakan kondisi istirahat yang dibutuhkan oleh setiap manusia secara reguler dan mendasar. Tidur bukanlah sebuah proses yang pasif tetapi proses aktif yang dapat dibangkitkan. Dengan mengetahui fase tidur dan cara bagaimana suatu fase tersebut terwujud dalam diri seseorang, kemudian dilatihnya, harapannya adalah tidur nyenyak yang kita ingingkan bukanlah hanya sebuah impian atau tidak dapat kita wujudkan. Pada info hidup sehat kali ini akan diuraikan tentang fase tidur yang normal dan bagaimana sebaiknya tidur yang baik dan benar, seperti dalam tulisan dr. Jane Margaretha, Sp.S, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Santosa Bandung.
Stadium Tidur Normal
Tidur sangat penting dalam pemulihan kesehatan mental dan fisik kita. Apabila seseorang kurang tidur, yang terjadi adalah tubuh dan fikirannya tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada saat orang tidur, sebenarnya terjadi proses regenerasi sel tubuh dan tumbuh kembang (pada bayi dan balita), sehingga pada saat bangun tubuh akan terasa lebih segar, lebih bertenaga dan lebih fit. Tahapan tidur baik pada anak maupun dewasa yaitu Tidur tenang atau Non REM (Non Red Eye Movement) ada 4 stadium dan Tidur aktif atau REM (Red Eye Movement).
1. Stadium 0 (Wake). Stadium Non REM ini adalah periode dalam keadaan bangun namun mata menutup. Awalnya tonus otot akan meningkat, namun perlahan akan diikuti dengan fase mengantuk.
2. Stadium 1. Stadium 1 ini biasanya disebut dengan Onset Tidur, yaitu perpindahan dari bangun ke tidur, yang terjadi apabila merasakan kantuk dan mulai tertidur. Tahap ini meliputi kurang lebih 5% dari total waktu tidur. Pada fase ini aktivitas bola mata mulai melambat, tonus otot menurun, terjadi sekitar 30 detik sampai 5 menit dari siklus tidur. Tentu saja pada stadium ini, seseorang mudah sekali untuk dibangunkan dan apabila terbangun orang tersebut akan merasa seperti setengah tidur.
3. Stadium 2. Pada stadium ini terjadi penurunan tonus otot, nadi dan tekanan darah. Stadium ini mencakup sekitar 50% total waktu tidur. Kadang-kadang selama tahap tidur ini seseorang dapat terbangun oleh karena adanya sentakan tiba-tiba dari tubuhnya. Hal tersebut normal akibat masuknya tahapan REM. Stadium 1 dan 2 ini dikenal dengan tidur dangkal.
4. Stadium 3. Seseorang memasuki stadium ini ditandai dengan adanya tonus otot yang menurun, tidur cukup pulas, rileks sekali namun tidak ada gerakan bola mata.
5. Stadium 4. Pada stadium ini seseorang mengalami tidur nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan. Apabila pada stadium ini orang dibangunkan makan dia akan merasa bingung dan perlu waktu beberapa menit untuk dapat beradaptasi. Stadium 3 dan 4 merupakan tahap tidur dalam, menghabiskan waktu tidur total 20%-30%. Ciri khas yang tampak pada tahap tidur dalam adalah pola pernafasan dan denyut jantung yang teratur dan pada anak terkadang disertai pembentukan keringat. Pada tahap ini pula diproduksi hormon pertumbuhan yang berguna untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung sehingga seseorang yang tidur dengan nyenyak akan merasakan tubuhnya kembali segar saat bangun.
6. Tidur REM. Tidur REM merupakan tahapan tidur yang sangat aktif. Pola nafas dan denyut jantung tidak teratur dan tidak terjadi pembentukan keringat, terdapat letupan secara periodik gerakan bola mata yang cepat dan refleks melemah. Sebagian besar anggota tubuh rileks dan seseorang tetap tidur lelap dan sulit dibangunkan. Fase ini menggunakan sekitar 20%-25% waktu tidur. Lama terjadinya REM kurang lebih 70-100 menit pada orang normal. Tidur REM ini dikait-kaitkan dengan mimpi, dimana berbeda dengan tidur Non REM yang berkaitan dengan fikiran abstrak. Tahap tidur ini berkaitan dengan pemulihan pikiran, menjernihkan rasa kuatir dan daya ingat serta mempertahankan fungsi sel-sel otak.
Jadi secara singkat, proses terjadinya tidur adalah dimulai dari stadium 1, masuk ke stadium 2, 3 dan 4. Kemudian kembali ke stadium 2 dan akhirnya masuk periode REM, biasanya berlangsung 70-90 menit. Pergantian siklus dari NREM ke REM sekitar 90 menit.
Tidur Nyenyak
Waktu tidur yang cukup untuk dewasa normal adalah sekitar 4-8 jam setiap malam tanpa terputus. Pada saat itulah tubuh melakukan perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan. Oleh karena itu diusahakan bagaimana supaya tidur nyenyak sesuai tahapan normal dapat diwujudkan, diantaranya : Mengenali kebiasaan dan waktu tidur anda, Menciptakan ruangan tempat tidur yang nyaman, Menyelesaikan tugas-tugas yang penting sebelum tidur dan Rutin berolah raga. Apabila tidur nyenyak tidak terwujud maka akan terjadi gangguan produktivitas, kemampuan menikmati hidup dan penampilan pada seseorang. Kualitas tidur yang baik merupakan sumber kesegaran, tenaga dan vitalitas yang dibutuhkan seseorang untuk mengoptimalkan produktivitas kerja.
Demikian tahapan tidur yang normal dan bagaimana menciptakan tidur yang berkualitas atau nyenyak, sehingga pada saat kita terbangun, kita siap untuk melakukan aktivitas dengan baik. Pola hidup sehat ditambah tidur yang nyenyak akan menciptakan manusia yang sehat dan produktif. Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan. (M-ANT)