Revolusi Ilmiah - Salam Sehat
Di
era modernisasi abad ke 21, perkembangan teknologi terbarukan tumbuh begitu
cepat. Teknologi modern itu merambah ke berbagai bidang tak terkecuali di
bidang pertanian. Baik di luar negeri maupun di dalam negeri teknologi modern
telah di jadikan solusi jitu di masa depan. Teknologi Pertanian Indonesia sendiri
berkembang dengan pesat. Dari proses produksi di hulu hingga pengolahan di
hilir. Banyak aplikasi teknologi yang digunakan dalam industri pertanian modern
di Indonesia guna mengejar hasil yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah
Dalam teknologi pertanian dikenal istilah intensifikasi pertanian.
Yang dimaksud dengan intensifikasi pertanian adalah mengusahakan
pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal (hasil yang
seharusnya, bukan hasil yang maksimal). Dalam intensifikasi pertanian
biasanya diperhatikan masalah pengadaan bibit, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan, dan
kegiatan pasca panen.
Jika dilakukan tanpa kendali, maka upaya peningkatan hasil itu dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Berikut akan dijelaskan dampak
dari pengolahan tanah, pemupukan, penyemprotan dan penanaman
monokultur.
Dampak dari pengolahan tanah
Seringkali terlihat para petani mengolah tanah dengan membajak
sawahnya. Ketika petani membajak, sawah dialiri air sehingga tergenang,
dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhirnya masuk ke
sungai. Jadi di sawah terjadi pencucian unsur hara yang selanjutnya
dibuang ke sungai. Akibatnya kesuburan sawah semakin berkurang.
Dampak dari pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada
tenaman agar tanaman dapat memberikan hasil yang cukup. Pemupukan dengan
pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun).
Jika tanah menjadi asam, produktivitas tanaman pertanian akan merosot.
Selain itu, unsur nitrogen yang terkandung di dalam pupuk dapat
menyebabkan terbentuknya larutan nitrit di dalam tanah. Larutan nitrit
itu dapat meresap ke dalam sumur penduduk yang berdekatan. Air sumur
yang mengandung nitrit dapat menyebabkan munculnya penyakit bayi biru
(blue baby), yakni tubuh bayi yang kebiru-biruan karena kekurangan
oksigen. Bayi yang kekurangan oksigen akan mengalami gangguan
pertumbuhan otak.
Pemupukan yang berlebihan dan larut ke dalam air juga dapat
menyebabkan meningkatkan kesuburan sungai (eutrofikasi). Ganggang dan
tumbuhan sungai misalnya eceng gondok tumbuh dengan subur. Akibatnya
hewan-hewan air akan kekurangan oksigen sehingga mengalami kematian.
Selain itu meningkatnya kesuburan tumbuhan air dapat menyebabkan
terjadinya pendangkalan pada waduk dan bendungan.
Pupuk hijau dan pupuk kandang merupakan pupuk yang dapat memperbaiki
struktur tanah, menggemburkan tanah, dan juga menyuburkan tanah. Untuk
mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk buatan perlu diselingi dengan
penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau.
Dampak dari pestisida
Secara tidak langsung pestisida banyak memberi manfaat dan
keuntungan bagi petani,akan tetapi
akhir-akhir ini disadari bahwa penggunaan pestisida, khususnya pestisida yang
berbahan kimia menimbulkan dampak negatif karena pemakaiannya yang berlebihan.
Kerugian yang ditimbulkan dari pemakaian pestisida dapat dikelompokkan menjadi
3, yaitu :
(1). Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia,
(2).
Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan,
(3). Pestisida
meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman.
Untuk mengurangi dampak tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah berikut ini.
1. Tidak mencuci peralatan penyemprotan di sungai atau di dekay sumur
agar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk. Cucilah peralatan di
tempat khusus dan limbahnya dibuang secara khusus pula (misal dibuatkan
lubang yang jauh dari pemukiman).
2. Tidak membuang sisa obat di sembarang tempat. Buanglah sisa obat di tempat khusus yang tidak mencemari sungai atau sumur penduduk.
3. Tidak mengguanakan obat melebihi takaran (disebur over dosis).
4. Mengurangi penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (misal ditangkap kemudian dimatikan), dan secara biologis (misal menggunakan serangga predator). Pemberantasan secara biologis dengan serangga atau hewan predator dimaksudkan agar hewan predator yang dilepaskan di lingkungan memangsa hama tanaman. Serangga predator dipelihara terlebih dahulu, dikembangkan, kemudian dilepaskan di sawah atau perkebunan. Pemberantasan secara biologis demikian itu tidaak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Dampak dari penanaman monokultur
Orang yaang melakukan intensifikasi pertanian cenderung melakukan
pertanian monokultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan
menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja,
aataau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian.
Dari teori keanekaragaman hayati kita mengetahui bahwa lingkungan
yang memiliki keanekaragaman tinggi merupakan lingkungan yang mantap,
sedangkan lingkungan yaang memiliki keanekaragaman rendah merupakan
lingkungan yang tidak mantap. Lingkungan yang mantap adalah lingkungan
yaang tahan terhadap gangguan dari luar.
Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian
yang tidak mantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk, dan
disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah
terserang hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah
yang luas. Petani tidak panen karena tanamannya terserang hama.
Semoga masyarakat semakin cerdas dan sadar untuk kembali kepada hal-hal yang sifatnya kelestarian lingkungan. Ayo Beralih Profesi Menjadi Petani. (Bent)