REVOLUSIILMIAH.com - Keluarga Walton merupakan keluarga terkaya di Amerika Serikat. Hartanya tidak kurang dari 149 Miliar Dolar AS atau sekitar 2.000 Triliun Rupiah. Keluarga ini menjalankan Bisnis Retail mulai dari awal hingga sukses seperti saat ini. Itulah contoh keluarga terkaya di Amerika, dimana keluarga menjadi basis dalam menjalankan bisnis. Selain Keluarga Walton, di Amerika ada 4 nama keluarga lain (Selain Walton) yang masuk ke dalam daftar keluarga terkaya yaitu Keluarga Cox dengan bisnis Media dan Otomotif (Kekayaan 485 Triliun Rupiah), Keluarga Cargill-MacMillan dengan Agribisnis (kekayaan 632 Triliun Rupiah), Keluarga Mars dengan Bisnis Permen (Kekayaan 1100 Triliun Rupiah) dan Keluarga Koch dengan Bisnis Energi (Kekayaan 1200 Triliun Rupiah). Bagaimana dengan Indonesia dan bagaimana kisah hidup 5 keluarga terkaya di Indonesia?
Kisah 5 Keluarga Terkaya Indonesia 2015
R. Budi Hartono. (Foto : jungklekey.cn) |
Majalah Forbes memasukkan 5 keluarga Indonesia dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia. Mungkin sebagian Anda sudah mengetahui, namun tidak ada salahnya jika kita lebih dekat dan kenal kembali dengan kisah hidup keluarga tersebut, siapa tahu kita juga bisa menjadi seperti mereka.
Baca juga : Ingin jadi Miliarder, Intip Rahasia Mereka.
5. Keluarga Salim
Kita mulai dahulu dari posisi ke-5 yang ditempati Keluarga Salim. Keluarga yang menjalankan bisnis Makanan, Tanaman, Otomotif, Telekomunikasi, Properti, Retail dan Bank tersebut memiliki kekayaan sekitar 4,1 Miliar Dolar AS atau tidak kurang dari 53 Triliun Rupiah.Keluarga ini membangun usaha di Indonesia dimulai dari Sang Ayah Liem Sioe Liong yang bermigrasi dari Tiongkok ke Indonesia pada Tahun 1983. Liem selanjutnya menjalin hubungan yang baik dengan Presiden saat itu yaitu Presiden Soeharto. Namun, kejadian 1998 (Turunnya Soharto) membuat keluarga ini mengalami keguncangan yang sangat. Namun, mereka segera bertahan dan bangkit. Bisnis keluarga dilanjutkan oleh Anthoni Salim (Liem Hong Sien) yang lahir pada tanggal 25 Oktober 1949. Kerja keras Anthoni membuahkan hasil yang luar biasa dalam membangun bisnis keluarga. Cara Anthoni membangun bisnis yang sempat terpuruk tersebut adalah dengan menjual beberapa perusahaan yang mereka miliki seperti PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA dan PT Indomobil Sukes Internasional, Namun perusahaan yang memiliki prospek lebih baik ia kelola dengan baik dan berkembang, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills, bahkan kedua perusahaan tersebut menjadi perusahaan penghasil Mie Instan dan Tepung Terigu terbesar di dunia. Tahun 2009, PT Indofood pernah mencatat laba bersih hampir 2 Triliun Rupiah dalam kondisi harga komoditas saat itu yang sedang bergejolak. Prinsip dari Anthoni yang utama dalam menjalankan bisnis keluarganya adalah Berinovasi dan Berekspansi. Prinsip itulah yang sampai saat ini berhasil menjadikan keluarga mereka bertahan dan seperti saat ini (terkaya di Indonesia).
4. Keluarga Winowidjodjo
Peringkat ke-4 ditempati Keluarga Gudang Garam Indonesia. Kekayaan mereka sekitar 4,9 Miliar Dolar AS atau 64 Triliun Rupiah. Awal keluarga itu masuk ke Indonesia dari Tiongkok pada tahun 1927. Awalnya bisnis keluarga dijalankan oleh Surya Winowidjodjo yang melanjutkan bisns dari pamannya yaitu Bisnis Tembakau. Surya selanjutnya menciptakan Rokok Cengkeh atau Kretek Gudang Garam pada tahun 1958. Selanjutnya bisnis dilanjutkan Anak laki-laki tertuanya Rachman Halim. 27 Juli 2008 di Singapura, Rachman Halim meninggal dan bisnis dilanjutkan adiknya Susilo Wonowidjojo. Susilo Wonowidjojo atau Cai Daoping lahir di Kediri, Jatim dan saat ini dikarunia 4 anak. Kerja keras yang dilakukan Susilo dengan Gudang Garamnya menjadikan dia dinobatkan sebagai orang terkaya nomer 4 di Indonesia versi majalah Forbes (2013). Kekayaannya sendiri tidak kurang dari 70 Triliun Rupiah.
3. Keluarga Lohia
Keluarga Lohia berbeda dengan 2 keluarga sebelumnya. Keluarga ini berasal dari keturunan India. Bisnis utama keluarga ini berasal dari bisnis tekstil, Indorama Corporation dan menjadi salah satu keluarga terkaya se-Asia versi Forbes. Total kekayaannya adalah 5,4 Miliar Dolar AS atau 70,2 Triliun Rupiah. Sejarah bisnis keluarga ini dimulai ketika Mohan Lal Lohia dan Anaknya Sri Prakash Lohia (Keduanya pedagang kain) pindah ke Indonesia tahun 1973, yang selanjutnya membangun Indorama Synthetics. Pengembangan usaha mereka adalah Sektor Petrochemicals. Namun saat memasuki usia 60 Tahun, Mohan memandang bahwa bisnis di Indonesia tidak lagi dapat di andalkan, oleh karenanya Anak sulungnya, Om Prakash pindah ke India. Anaknya termuda, Aloke berangkat menuju Thailand yang selanjutnya Indorama Ventures (Produsen Petrokimia). Pengembangan bisnis keluarga lainnya adalah pengembangan bisnis baja oleh Kakak ipar dari Prakash, Lakhsmi Mittal. Sebuah pengembangan bisnis yang luar biasa, bahkan bisa dibilang lintas benua.
Baca juga : Wow, Tren Kehidupan Miliarder India Saat ini
2. Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja dengan Sinarmas Grup berada di posisi 28 keluarga terkaya se-Asia versi Forbes. Kekayaan mereka sekitar 5,8 Miliar Dolar AS atau kurang lebih 75 Triliun Dolar AS. Bisnis keluarga ini dimulai pada saat Eka Tjipta Widjaja (Oei Ek Tjhong) yang hijrah dari Tiongkok ke Indonesia. Saat itu dia mulai dari menjual biskuit, hingga dapat membangun Sinar Mas pada tahun 1962. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, bisnis Sinarmas Grup mampu meliputi Sektor Kertas, Pertanian, Makanan, Pengembangan Real Estate, Keuangan, Energi, Infrastruktur dan Telekomunikasi. Salah satu prinsip Eka Tjipta adalah "Kalau saya sudah menangani pekerjaan, sampai kapanpun akan saya kejar dan harus jadi." Saat ini bisnis sinarmas grup sebagian besar di pegang anak laki-laki Eka, Franky Widjaja.
1. Keluarga Hartono
Keluarga Hartono tercatat sebagai keluarga terkaya se-Asia nomor 12. Keluarga ini mencapai pencapaian tersebut melalui perusahaan Djarum nya. Kekayaan mereka hampir mencapai 12,7 Miliar Dolar AS atau kurang lebih 165 Triliun Rupiah. Bisnis keluarga dipegang oleh R. Budi Hartono, Michael Hartono dan Oei Hong Leong. Sejarah kelam Djarum yaitu tahun 1950, dibawah Oei Wie Gwan, Djarum mengalami kebangkrutan yang sangat. Namun, setelah diambil alih Anaknya, Robert Budi dan Michael Hartono tahun 1963 (Saat Oei meninggal), Djarum kembali meraih apa yang mereka harapkan, bahkan lebih besar lagi. Sebuah kerja keras yang berbuah hasil yang manis. Saat ini Djarum menjadi perusahaan rokok terbesar. Disamping Djarum, keluarga ini mengembangkan sayapnya dalam bidang perbankan melalui Farindo Investment dengan memiliki 47% saham Bank swasta terbesar di Indonesia, yaitu Bank Central Asia (BCA).
Demikian 5 kisah keluarga terkaya tersebut. Memang semuanya memiliki kisah masing-masing dalam mencapai sukses sampai saat ini dan itu bisa dilakukan oleh siapa saja yang benar-benar berkomitmen seperti yang disampaikan oleh Eka Tjipta. Bagaimana dengan Anda? (OKW)