REVOLUSIILMIAH.com - Kejang demam merupakan bentuk kejang yang sering dijumpai dan terjadi pada 2-5% anak. Dalam 25 tahun terakhir, diketahui bahwa kejang demam sebenarnya tidaklah menakutkan. Kejang demam tidak berhubungan dengan adanya kerusakan otak dan hanya sebagian kecil saja yang akan berkembang menjadi epilepsi.
Kejang demam berdasarkan definisi dari The International League Against Epilepsy (Commision on Epidemiology and Prognosis, 1993) adalah kejang yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,4 derajat celcius tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Orang tua perhatian terhadap demam anak. (Foto : awaksehat.com) |
Klasifikasi Kejang Demam
Kejang demam dapat diklasifikasikan sebagai kejang demam kompleks bila bersifat lokal, berlangsung lama (>10-15 menit) atau berulang (>1 kali serangan selama 24 jam demam). Sebaliknya, kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung satu kali, singkat dan bersifat umum. Anak yang mengalami kejang dapat saja normal atau mempunyai kelainan neurologis. Anak biasanya berusia antara 6 bulan sampai 3 tahun dan tersering pada usia 18 bulan. Bila kejang demam berlangsung terus sampai usia di atas 6 tahun atau pernah mengalami kejang demam baik tonik klonik, mioklonik, absens atau atonik, maka diklasifikasikan sebagai Generalized epilepsy with seizure plus (GEFS+).
Faktor Resiko Kejang Demam
Faktor resiko berulangnya kejang demam yaitu :
- Riwayat kejang demam dalam keluarga
- Usia kurang dari 18 bulan
- Temperatur tubuh saat kejang. Makin rendah temperatur saat kejang, makin sering berulang.
- Lamanya demam.
Sedangkan faktor resiko terjadinya epilepsi akibat kejang demam dikemudian hari adalah :
- Adanya gangguan perkembangan neurologis
- Kejang demam kompleks
- Riwayat epilepsi dalam keluarga
- Lamanya demam.
Penatalaksanaan Kejang Demam
Baca juga : 4 Tanda Bahaya pada Si Kecil yang Perlu Anda Ketahui.Pada umumnya kejang demam akan berlangsung singkat, kurang dari 5 menit, dan berhenti dengan sendirinya. Pengobatan saat kejang adalah suntikan diazepam intravena atau diazepam per rektal. Oleh karena demam merupakan faktor pencetus terjadinya kejang, maka pencegahan kenaikan suhu tubuh merupakan hal yang perlu dilakukan. Pengobatan yang dapat diberikan adalah pemberikan antipiretik dan diazepam oral (0,3mg/kg/dosis setiap 8 jam) atau diazepam rektal pada saat demam di atas 38,5 derajat celcius.
Namun, pengobatan jangka panjang dapat dipertimbangkan pada keadaan pasien dengan kelainan neurologis yang menetap, kejang fokal, kejang demam yang sering berulang, atau tinggal jauh dari fasilitas kesehatan. Obat yang digunakan adalah fenobarbital atau asam valproat, selama 1 tahun.Serangan kejang sangat menakutkan orang tua, oleh karenanya edukasi yang cukup dan dukungan emosi pada orang tua sangatlah diperlukan. Orang tua sebaiknya mengenali pada suhu berapa anak biasanya kejang, menyediakan termometer, obat penurun demam, serta obat penghenti kejang (rektal) di rumah.
Tindakan pada saat seorang anak kejang perlu dipahami baik orang tua maupun keluarga. Selain itu, anak perlu segera dibawa ke rummah sakit apabila : Kejang berlangsung lama (lebih dari 15 menit), Kejang fokal, Kejang berulang, Demam lebih dari 39,5 derajat celcius, Jenis kejangnya lain dari biasanya dan setelah kejang anak menjadi tidak sadar.
(Credit to Dr. Irawan Mangunatmadja, Sp.A(K)-Devisi Neurologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, Jakarta)